welcome to my blog

welcome to my blog

Sabtu, 21 Desember 2013

PSIKOLOGI PERKEMBNGAN : Perkembang Bahasa yang Terhambat

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Masa anak-anak adalah masa yang disebut para ilmuan adalah masa golden age, yaitu masa keemasan. Mengapa demikian ? karena dimasa ini anak memiliki intelektual yang tinggi dan kesiapan untuk menerima pelajaran. Banyak para ahli yang berpendapat bahwa “Semua anak itu adalah unik”. Begitu pula dengan perkembangan-perkembangan psikologis yang dialami anak saat masa usia dini. Pada masa anak-anak perkembangan tersebut akan lebih cepat, namun ketika anak telah melewati masa anak-anak perkembangan tersebut akan melambat (Elizabeth B. Hurlock). Perkembangan bahasa adalah perkembangan yang paling diperhatikan oleh para orang tua selain perkembangan intelektual dan kognitif anak. Setiap anak pun memiliki kemampuan berbicara yang berbeda-beda. Ada anak yang ketika menginjak usia 2 tahun telah bisa berbicara dengan baik, namun ada pula yang saat menginjak usia 4 tahun belum bisa lancar berbicara, dalam arti kata anak tersebut baru bisa mengenal beberapa kosa kata dan pengucapannya belum bisa di mengerti. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5-10 persen pada anak sekolah.
Hal ini lah yang melatar belakangi saya untuk membahas masalah perkembangan bahasa yang terhambat yang dialami oleh M.Rizky Ramadanis (Iky).




B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini adalah :
1.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan anak dalam berbicara ?
2.      Bagaimana solusi yang baik untuk mengaasi masalah ini ?
C.    Tujuan Penulis
Selain untuk memenuhi tugas individu yang diberikan oleh Ibu Dr. Hj. Sestuningsih,M.Pd. Tujuan dari pnulis adalah menjadi referensi bagi para orang tua anak yang memiliki masalah perkembngan bahasa.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Teori Perkembangan pada anak
1.      Teori Charlotte Buhler
Dalam bukunya yang berjudul Practische Kinder Psychologie,1949, mengemukakan masa perkembangan anak dan pemuda sebagai berikut :
a.      Masa Pertama ( usia 0-1 tahun)
Pada masa ini anak berlatih mengenal dunia lingkungan dengan berbagai macam gerakan.
b.      Masa kedua ( usia 2-4 tahun)
Keadaan di dunia luar makin di kuasai dan dikenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa, dan pertumbuhan kemauan.
c.       Masa ketiga ( usia 5-8 tahun)
Keinginan bermain berkembang menjadi semangat berkerja. Rasa jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi. Demikin juga rasa sosialnya semakin tinggi. Pandangan dari sekelilingnya ditinjau dan diterima secara objektif.
d.      Masa keempat (usia 9-13 tahun)
Keinginan maju dan memahami kenyataan mencapai puncaknya. Pertumbuhan jasmani sangat subur pada usia 10-12 tahun. Kejiwaanya tampak tenang, seakan-akan ia bersiap-siap untuk menghadapi perubahan yang akan datang. Pada masa ini mulai timbul kritik terhadap diri sendiri, kesadaran akan kemauan, penuh pertimbangan, mengutamakan tenaga sendiri, disertai berbagai pertentangan yang timbul dengan dunia lingkungan.
e.       Masa kelima ( usia 14-19 tahun)
Pada masa awal pubertas anak kelihatan lebih sujebtif. Kemampuan dan kesadaran dirinya terus meningkat. Hal ini mempengaruhi sifat-sifat dan tingkah-lakunya. Pada akhir masa pubertas, yaitu sekitar usia 17 tahun, anak mulai mencapai perpaduan (Sintesis), keseimbangan antara dirinya sendiri dengan pengaruh dunia lingkungan. Mereka membentuk pribadi, menerima norma-norma budaya dan kehidupan.
 Bila kelihatan gejala-gejala seperti diatas itu, menurut Kohnstamm, merupakan pertanda bahwa remaja itu mulai memasuki masa matang.
2.      Teori Piaget
Piaget pernah melakukan penelitian mengenai fase –fase perkembanagan dikaitkan dengan terjadinya perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar. Piaget membagi perkembanagn menjadi 4 fase sebagi berikut :
a.      Fase sensori motorik
Aktivitas kognitif didasarkan pada pengalaman langsung panca indra. Aktivitas belum menggunakan bahasa. Pemahaman intelektual muncul di akhir fase ini.
b.      Fase pra-oprasiolnal
Anak tidak terkait lagi pada lingkungan sensori. Kesanggupan menyimpan tanggapan bertambah besar anak suka meniru orang lain dan mampu menerima khayalan dan suka bercerita tentang hal-hal yang fantastis dan sebagainya.
c.       Fase operassi konkret
Pada fase ini cara anak berpikir mulai logis. Bentuk aktivitas dapat ditentukan dengan peraturan yang berlaku. Anak masih berpikir harafiah sesuai dengan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
d.      Fase operasi formal
Dalam fase ini anak telah mampu mengembangkan pola-pola berpikir formal, telah mampu berpikir logis, rasional, dan bahkan abstrak. Telah mampu menagkap arti simbolis, kiasan dan menyimpulkan suatu berita, dan sebagainya.

B.     Peran Bahasa Dalam Aspek Kognitif
Aspek kognitif mempunyai fungsi yang besar bagi pemahaman bahasa. Tuntutan dasar teori kognitif adalah kecerdasan anak yang tumbuh dan keinginan untuk mengekspresikan maksud, bersama-sama dengan masukan bahasa dari orang tua, dorongan pemerolehan bahasa. Dengan demikian, fokus pandangan kognitif adalah lebih pada tingkat semantik dan pragmatik bahasa daripada tingkat sintatik, morfologis dan fonologis
C.    Tahap Perkembangan Bahasa Pada Masa Bayi (0-2 tahun)
Elizabeth B. Hurlock, Dalam setiap tahapan usia, anak-anak lebih dapat mengerti apa yang dikatakan orang lain daripada mengutarakan pikiran dan perasaan-perasaan mereka. Ekspresi muka pembicara, nada suara dan isyarat-isyarat tangan membantu bayi untuk mengerti apa yang dikatakan kepadanya. Rasa senang, mara, dan takut sudah dapat dimengerti sejak usia 3 bulan. Sampai bayi berusia delapan belas bulan, kata-kata harus diperkut dengan isyarat, seperti menunjuk benda. Pada usia dua tahun menurut tes Inteligensi Skala Terman-Merrill, rata-rata bayi harus cukup dapat mengerti dan bereaksi terhadap dua dari enam perintah sederhana, seperi “berikan kucing itu padaku” dan “Masukkan senok ke dalam cangkir”. Kalau benda-benda itu mudah diraih anak.
Pada usia enam bulan sebagian besar bayi dapat menggabungkan huruf hidup tertentu dengan bunyi-bunyi huruf mati, seperti “ma-ma”, “Da-da”, dan “Na-na”. Berceloteh dimulai pada bulan kedua dan ketiga, mencapai puncaknya pada delapan bulan dan kemudian beragsur-angsur berubah menjadi bicara yang benar. Ocehan menghilang pada saat masa bayi berakhir.
Desmita (2008), banyak peneliti mengenai penguasaan bahasa menyatakan bahwa anak-anak dari berbagai konteks sosial yang luas mampu menguasai bahasa ibu mereka tanpa terlebih dahulu diajarkan secara khusus dan tanpa penguatan yang jelas (Rice, 1993 dalam Santrock, 1995). Menurut Havighurst (1984), kemampuan mengusai bahasa, dalam arti belajar membuat suara-suara merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi. Pada usia 6 bulan, bayi mulai mengoceh, mengeluarkan suara, seperti “goo-goo” dan “gaa-gaa”, ocehan-ocehan ini berbeda –beda dengan situasi, seperti ocehan di dalam tempat tidur kecil, ocehan ketika melihat mobil, dan ocehan ketika duduk di pangkuan ibunya. (Hetheringthon & Parker, 1979)
 Tahap Perkembangan Bahasa pada masa bayi adalah sebagai berikut :
Usia
Pencapaian vokal
4 minggu
12 minggu

20 minggu

6 bulan

12 bulan


18 bulan


24 bulan
Tangisan ketidak senangan.
Mendengkur keras, memekik mendenguk, kadang-kadang bunyi vokal.
Menyatakan ocehan pertama, bunyi vokal lebih banyak, tetapi kadang-kadang hanya huruf mati.
Memperlihatkan ocehan yang lebih baik, bunyi vokal mulai penuh dan banyak huruf mati
Ocehan meliputi nyanyian atau intonasi bahasa, mengungkapkan isyarat emosi, memproduksi kata-kata pertama, anak memahami beberapa perintah sederhana.
Mengucapkan kata-kata antara 3 sd/hingga 50 kata, ocehan diselingi oleh kata-kata yang rill, kadang-kadang kalimat yang teridri dari 2 dan 3 kata.
Mengucapkan kosa kata antara 50 sd 300 kata, walaupun tidak semua digunkan dengan teliti. Ocehan menghilang, banyak kalimat yang terdiri dari 2 kata atau lebih panjang, tat bahas belum benar, anak memahami secara sangat sederhana bahasa yang dibutuhkannya.

D.    Tahap Perkembangan Bahasa Pada Masa Awal Kanak-kanak (2-5 tahun)
Elizabeth B. Hurlock, pada saat anak-anak berusia dua tahun, kebanyakan bentuk-bentuk komunikasi prabicara yang tadinya sangat bermanfaat dalam masa bayi telah ditinggalkan. Anak-anak tidak lagi mengoceh dan tangis mereka sudah sangat berkurang, Ia mungkin menggunakan isyarat terutama sebagai pelengkap bagi pembicaraan –untuk menekankan arti kata-kata yang diucapkan- dan bukan sebagai pengganti bicara.
Kemampuan mengerti sangat dipengaruhi cara anak mendengarkan apa yang dikatakan kepadanya. Mendengarkan radio, menonton televisi ternyata sangat membantu karena mendorong anak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian.
Schaerlaekens (1977), membedakan perkembangan bahasa pada masa awal anak-anak ini atas tiga, yaitu : priode pra-lingual (kalimat satu kata), periode lingual-awal  (kalimat dua kata) dari 1 hingga 2,5 tahun, dan periode differensiasi (kalimat tiga kata dengan bertambahnya diferensiasi pada kelompok kata dan kecepatan verbal). (Monks, Knoers, dan Haditono, 2001)
Desmita (2008), pada mulanya bahas anak-anak bersifat egosentris, yaitu bentuk bahasa yang lebih menonjolkan diri sendiri, berkisar pada minat, keluarga, dan miliknya sendiri. Menjelang akhir masa anak-anak awal, prcakapan anak-anak berangsur-angsur berkembangmenjadi bahasa sosial.
Menurut jamaris (2006), karakteristik kemampuan bahasa anak usia 4 tahun adalah sebagai berikut :
1.      Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak. Anak sudah dapat menggunakan kalimat yang baik dan benar.
2.      Telah menguasai 90% dari fonem dan sintaksis bahasa yang digunakan.
3.      Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menaggapi isi pembicaraan tersebut.
Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
1.      Tahap eksternal. Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
2.      Tahap egosentris. Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.
3.      Tahap Internal.Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Menurut MacCarty, anak – anak berbicara egosentris karena mereka itu jarang bergaul dengan orang dewasa. Kesempatan baergaul dengan orang dewasa merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pengalaman sosial.



BAB III
PEMBAHASAN

A.    Profil Anak
Nama       : M. Rizky  (Iky)
TTL          : Mey 2008
Anak ke   : 1 dari 2 bersaudara.
M. Rizky  atau biasa di sapa Iky lahir pada bulan Mey 2008 lalu, dilihat dari fisiknya tidak ada yang berbeda dengan anak-anak pada umunya. Iky terlihat aktif dalam aktivitasnya. Perkembangan kognitif, motorik dan intelektualnya juga terlihat baik, hal ini dilihat dari aktivitasnya sehari-hari dan juga pemahamannya akan sesuatau. Iky cepat merekam gerakan-gerakan yang dilihatnya. Misalnya, menaruh gelas dirak piring, menutup dan mengunci pintu dan sebalikya. Namun diusianya yang hampir menginjak 4 tahun Iky belum biasa berbicara dengan lancar, bahkan kosa kata yang Ia miliki pun sangat minim. Hal ini berbeda dengan pendapat para ahi yang mengatakan bahwa masa anak-anak awal sudah mulai bisa berbicara dengan baik dan benar bahkan memiliki kosa kata 50 sd/hingga 300 kata. Akibat keterlambatannya itu, Saat Iky berusia 2 tahun 8 bulan, Ia sempat di anggap Autis oleh orang-orang disekitanya. Hal ini dikarenakan Iky sangat hyperaktif saat bermain, Ia bahkan tidak pernah menanggapi panggilan seseorang kepadanya. Terkecuali ayahnya yang memang sangat dekat dengan Iky.  Saat di ajak berbicara Iky hanya menaggapainya dengan bahasa dia sendiri seperi “kolok-kolok” atau “yeaaa” dengan bahasa isyarat.
Dari Bila di amatai dengan baik, sebenranya Iky mampu untuk berbicara, namun ada gelaja malas berbicara dalam dirinya. Iky sangat menyukai film-film kartun yang hanya menampilkan gerakan isyarat tanpa ada kata-kata. Iky juga selalu dikurung di dalam rumah, tidak diizinkan untuk bersosialisai dan bermain dengan orang-orang diluar rumah. Sehingga Ia lebih banyak bermain sendiri dengan dunia dan khayalannya sendiri tanpa adanya teman bermain.  Bisa jadi hal inilah yang menyebabkan Ia tidak memiliki banyak kosa kata dan akhirnya menjadi malas untuk berbicara kepada orang lain.
B.     Faktor-faktor Penyebab Terhambatnya Perkembangan Bahasa
Dari hasil pengamatan dan penjelasan kedua orang tua Iky, maka dapat diperoleh faktor-faktor penyebab terhambatnya perkembangan bahasa pada diri Iky adalah sebagai berikut :
-          Faktor Keluarga
Komunikasi dalam keluarga adalah faktor yang penting dalam psikologi perkembangan anak. Tidak adanya komunikasi yang baik dalam keluarga bisa mempengaruhi psikologi perkembangan anak. Jaraknya komunikasi antara orang tua dan anak bisa memicu anak mengalami gangguan bahasa. Kedua orang tua Iky juga tidak memberikan rangsangan stimulus kepada perkembangan bahasa Iky sehingga keterlambatan tersebut semakin parah.
-          Faktor Lingkungan
Bersosialisasi terhadap lingkungan merupakan hal yang patut di perhatikan oleh orang tua anak. Seperti yang kita tahu, anak harus bisa bersosialisali dengan lingkungan sekitarnya. Sejak usia 1 tahun, orang tua Iky tidak mengizinkan dia untuk bersosialisasi dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Hal ini dikarenakan kedua orang tua Iky takut jika sang anak terluka atau terpengaruh dengan kenakalan anak-anak yang lain.  Akibatnya Iky terbiasa bermain sendiri, dengan dunia dan Khayalannya dan memilki kosa kata yang terbatas, sehingga dia terkadang tidak mau menanggapi orang lain, apalagi saat di ajak berbicara.

C.    Pemecahan Masalah
Dari profil dan penjelasan serta faktor-faktor penyebab terhambatnya berkembangan bahasa yang di alami oleh Iky, didapatkan sebuah cara alternatif yang bisa dilakukan agar Iky bisa mengejar ketinggalannya.
1.      Memberikan stimulus/rangsangan berbicara.
Stimulus yang dimaksud adalah rangsangan kosa kata. Orang tua sebaiknya selalu mengajarkan kata-kata baru kepadanya dan lebih aktif saat bermain bersamanya. Sebaiknya memberikan permainan yang masih berhubungan dengan kata-kata, seperti bermain tebak huruf dll.
2.      Mengajak anak untuk bersosialisasi.
Memberi kesempatan kepada Iky untuk bermain diluar. Karena dengan begitu Ia akan lebih sering berbincang dengan teman-teman sebayanya. Hal ini pun akan menimbulkan dampak positif bagi perkembangan bahasanya dan sosial emosional Iky.
3.      Memahami kebutuhan anak & percaya kepada anak
Sebagai orang tua sudah sepantasnya untuk bisa memahami apa yang diperlukan anak, dan apa yang tidak diperlukannya. Mencoba untuk percaya kepada anak bila diberi kesempatan keluar rumah. Tidak mengutamakan ego sebagai orang tua.
4.      Memberi kebebasan pada anak untuk berteman kepada siapa saja.
Hal ini penting karena banyak para orang tua yang memilihkan teman bagi si anak dan bukan si anak sendiri yang memilih. Dengan begitu anak akan merasa terkekang dan malas untuk bergaul.
5.      Membawa anak ke psikolok anak.
Ini dilakukan untuk memeriksakan kondisi psikologi Iky. Sehingga penanganan yang dilakukan tidak salah.



BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus bicaranya.
Perkembangan bicara anak tergantung pada tumbuh kembang ucapan (pelafasan) bicara anak tersebut. Didalam pembelajaran bicara pada anak usia dini orang tua sangat berperan penting, karena tanpa bantuan dari orang tua, anak tidak akan bisa berbicara. Adapun maksud dari tujuan perkembangan bicara anak untuk melatih mengucapkan kata-kata kosa kata, contohnya “mam” maksud disini anak tersebut bilang “makan”. Karena adanya dampak keterlambatan bicara atau gangguan bicara anak terpengaruh dari lingkungan tempat tinggal anak tersebut dan kurangnya pola asuh dari orang tua untuk mengajari anak berbicara.



DAFTAR ISI

Desmita,2008.Psikologi Perkembangan(cet. Ke-4),Bandung:PT. Remaja Posdakarya.
Hurlock, Elizabeth B.Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Zulkifli.2009.Psikologi Perkemnbangan.Bandung:PT. Remaja Posdakarya
Whandi. 2010. Perkembangan Berbicara (Bahasa) Pada Anak-Anak Usia Dini.
Anonim. 2010. Perkembangan Bahasa Anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar