BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Tiap manusia tidak akan
dapat melepaskan diri dari rasa gelisah, sebab kegelisahan adalah bagian hidup
manusia seperti halnya rasa gembira, rasa puas dsb. Lama tidaknya rasa gelisah
diderita oleh seseorang bersifat relatif, bergantung kepada masaahnya dan
pribadi manusia masing-masing. Manusia gelisah karena manusia mempunyai
perasaan.
Masalah kegelisahan
berkaitan dengan masalah tangung jawab. Karena manusia tidak selamanya berhasil
dalam mempertanggung jawabkan perbuatan dan kewajibannya maka manusia akan
mengalami depresi. Bentuk depresi antara lain kegelisahan, keterasingan,
ksepian, dan ketidakpastian.
Masalah kegelisahan dapat
menimbulkan daya kreatifitas bagi manusia. Itulah sebabnya banyak hasil karya
dalam bidang filsafat dan seni bertemakan kegelisahan.
II. Rumusan Masalah
1.
Pengertian
kegelisahan, keterasingan, kesepian, ketidakpastian, depresi, dan frustasi.
2.
Sebab-sebab
kegelisahan, keterasingan, kesepian, ketidakpastian, depresi, dan frustasi.
III. Tujuan
1.
Memahami Pengertian
kegelisahan, keterasingan, kesepian, ketidakpastian, depresi, dan frustasi.
2.
Memahami Sebab-sebab
kegelisahan, keterasingan, kesepian, ketidakpastian, depresi, dan frustasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kegelisahan berasal dari kata
gelisah yang berari tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir, tidak
tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang
menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa
khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam
kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat
diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi
tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut muknya lain dari
bisasanya mialnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil
menundukkannya kepadalnya memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya
duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu,
malas bicara dan lain lain
Kegelisahan merupakan salah
satu ekspresi dari keemasan karena itu dalam kehidupan sehari hari, kegelisahan
juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupunk ketakutan definisi dapat
disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena hal yang didingainkannya
tidak tercapai.
Menurutom Sigmund Freud,
kecemasan dibagi menjadi tiga macam, yakni : kecemasan tentang
kenyataan/obyektif; kecemasan neurotis, dan kecemasan moril.
Dari ketiga macam kecemasan
tersebut sebenarnya tidak ada perbedaan dari segi jenisnya. Semuanya mempunyai
satu sifat yang sama, yaitu tidak menyenangkan dari mereka yang mengalaminya.
Mereka (tiga macam kecemasan) hanya berbeda dalam hubungan sumbernya. Kecemasan
tentang kenyataan, sumber dari bahaya itu terletak dalam dunia luar. Kecemasan
neurotis, ancaman terletak dalam pemilihan obyek secara naluriah dari id.
Kecemasan moril, sumber ancaman adalah hati nurani dari super ego.
Kecemasan tentang kenyataan
adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan suatu bahaya dalam
dunia luar. Bahaya adalah sikap keadan dalam lingkungan seserang yang mengancam
untuk mencelakakannya. Pengalaman bahay dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat
pembawaan, dalam arti kata bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi
takut kalau ia berada di dekat dengan benda- benda tertentu atau keadaan
tertentu dari lingkungannya. Misalnya, ketakuatn terhadap kegelapan muangkin
merupakan pembawaan dari generasi sebelumnya.
BAB III
PEMBAHASAN
I.
Kegelisahan
A.
Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya
rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang
(tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan
menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa
gelisah, kahwatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan
suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa
khawatir atau takut.
Banyak yang menilai kegelisahan ada macam-macam
diantaranya adalah kegelisahan negatif dan positif yang di artikan sebagai
berikut :
1. Kegelisahan
Negatif :
kegelisahan yang berlebih-lebihan, atau yang melewati batas, yaitu kegelisahan
yang berhenti pada titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya
sama sekali tidak bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret
untuk berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam
‘menanti-nanti’ sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada. Tentu saja hal ini merupakan
ancaman bagi eksistensi manusia sebagai kesatuan yang integral.
2. Kegelisahan
Positif : Dasar
kehidupan atau sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit dalam memecahkan
banyak permasalahan, atau sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan kewaspadaan
terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang secara tiba-tiba dan tak
terduga. Ia juga merupakan kekuatan dalam menghadapi kondisi-kondisi baru dan
dapat membantu dalam beradaptasi. Singkatnya, ia merupakan faktor penting yang
dibutuhkan manusia. Sedangkan “kegelisahan negatif” jelas sangat membahayakan,
seperti gula pada darah; ketika ketinggian kadarnya membahayakan kesehatan
manusia.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga
macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu kecemasan kenyataan (obyektif),
kecemasan neorotik, dan kecemasan moril.
II.
Keterasingan
A.
Pengertian dan uraian
Keterasingan berasal dari kata terasing, kata terasing berasal dari
kata dasar asing yang artinya : sendiri, tidak dikenal orang. Terasing berarti
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi
kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari
pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama
orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, dengan sebab dan kadar yang
berbeda satu sama lain. Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat
dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya
bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini akan
merugikan harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain. Karena itu orang
yang berbuat dibenci oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan. Perbuatan
itu misalnya mencuri, mengganggu isteri orang, menghina orang, dan sombong.
B.
Sebab-sebab
keterasingan
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya
yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau
kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit
menyesuaikan diri dalam masyarakat. Adapun
sebeb-sebab keterasingan sebagai berikut :
1.
karena sifat/sikap
yang tidak dapat diterima.
2.
karena perbuatannya.
3.
Penyebab ini bersumber
pada :
a.
Perbuatan yang tidak
dapat diterima oleh masyarakat. Misalnya : mencuri, sombong, angkuh, kaku, dsb.
Seorang
bersikap sombong karena menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain. Karena
merasa lebih tinggi, sehingga tidak perlu bergaul dengan masyarakat sekitarnya.
Orang yang bersifat sombong angkuh, besar kepala, tidak menghormati orang lain
selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini
tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh
nilai-nilai kemanusiaannya apabila bergaul dengan orang angkuh, sombong, dan
tidak menghormati orang lain. Karena itu ia dibenci orang lain, sehingga
membuat ia dalam keterasingan.
b.
Sikap rendah diri
Kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat
keterasingan. Seseorang yang mempunyai sikap rendah diri karena ia menganggap
dirinya tidak berharga. Sikap demikian ini biasanya disebut juga “minder”. Yang
menganggap dirinya rendah bukan oleh otang lain, tetapi justru dirinya sendiri
karena ketidak mampuan atau karena membuat kesalahan. Ketidak mampuan atau
kesalahan ini berpengaruh pada nama baik atau harga diri atau martabat orang
yang bersangkutan Sikap ini adalah sikap yang tidak baik.
Sikap rendah diri disebabkan oleh cacat fisik, sosial
ekonomi, rendah pendidikan, kesalahan perbuatannya dsb Ketidak mampuan disini
meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun ketidak mampun
fisik. Kurang ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang belum
sampai pada taraf tertentu yang dihadapi sekarang. Dengan demikian orang yang
bersangkutan tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat ilmiah yang
dihadapinya. Karena itu ia merasa gelisah, terasing.
C.
Usaha-usaha untuk
mengatasi keterasingan
1.
bagi orang yang
bersikap sombong harus lebih meningkatkan kesadarannya bahwa kodrat manusia
sebagai makhluk sosial harus saling bergaul dengan sesamanya.
2.
Bagi orang yang rendah
diri harus berusaha meningkatkan harga dirinya dengan cara banyak belajar dan
bergaul. Keterasingan dalam hal ini dapat dipaksakan oleh
anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat
kepada si pelaku, maksudnya supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain
lagi atau membuat gelisah orang lain, dan si pelaku dapat menjadi sadar,
sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai
kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin dapat terjadi apabila orang itu
terasing yang membuat ia gelisah.
III. Kesepian
A.
Pengertian dan Uraian
Kesepian Berasal dari kata sepi yang artinya, sunyi,
lengang, tidak ramai, tidak banyak orang/kendaraan, tidak banyak pembeli, tidak
banyak tamu dan sebagainya. Kesepian artinya keadaan sepi atau hal sepi.
B.
Sebab-Sebab Terjadinya
Kesepian
§ Karena frustasi.
§ Takut kehilangan hak hidup dan harga diri (Nama baik)
§ Karena tidak mau diganggu.
§ Tidak suka bergaul (lebih senang hidup sendiri)
C.
Hubungan Antara
Keterasingan Dan Kesepian.
Kesepian akibat dari keterasingan dan keterasingan akibat
sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, dsb. Sehingga dijauhi kawan-kawan
sepergaulan. Sebaliknya, orang yang frustasi bersikap rendah diri, sengaja menjauhi
pergaulan ramai, kebalikan dengan orang yang bersikap sombong. Karena suka
menyendiri akibat kesepian.
IV. Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata “tidak pasti”, artinya
tidak menentu, pikiran kacau, tidak dapat berkonsentrasi, bingung, tidak dapat
berpikir dengan baik. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian dari
hidup manusia. Setiap orang pernah mengalaminya, dala kehidupan masing-masing.
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara jernih,
teratur, dan logis untuk mengambil kesimpulan.Orang yang sedang kacau
pikirannya tidak dapat mengambil kesimpulan secara jernih
karena dalam berpikir ia selalu menerima rangsangan lain yang baru,sehingga
pikirannya menjadi kacau. Meskipun ia dapat berpikir dengan baik, tetapi akan
memakan waktu cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi
phobisdelusi, gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian (sparis),
kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu (agnesis).
Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental ada beberapa hal yang menyebabkan orang tidak
dapat berpikir dengan pasti, yaitu:
1.
Obsesi
Obsesi merupakan gejala kejiwaan (neurose), yang berupa
pikiran atau perasaan tertentusecara terus-menerus, biasanya berupa hal-hal
yang tidak menyenangkan, atau sebab-sebab yang tidak diketahui. Misalnya: Ia
selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan. Contoh: Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat
terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu
tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi, apalagi setelah ia merugi.
2.
Phobie
Phobie adalah rasa takut yang tidak terkendalikan (tidak
normal) terhadap sesuatu halatau kejadian yang tidak diketahui sebabnya. Adapun
bentuk-bentuk ketakutannya bisa berupa:
a)
Acrophobia
(takut pada tempat yang tinggi);
b)
Ochlophobia
(takut pada orang banyak);
c)
Claustrophobia
(takut terhadap ruangan tertutup);
d)
Agoraphobia
(takut padaruangan terbuka).
3.
Kompulasi
Kompulasi adalah keragu-keraguan
yang amat sangat tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan-dorongan yang secara tidak disadari
menyeru untuk melakukan perbuatan-perbuatan termasuk jenis kompilasi,
diantaranya:
a.
Kleptomania,
yaitu keinginan untuk mengambil barang orang dengan mencuri meskipun
sebenarnya dia mampu membeli;
b.
Dispomania,
yaitu keinginan untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dibendung jikapikirannya sedang kacau, meskipun hal itu bukan
kebiasaannya. Misalnya: ia bukan pemabuk, tetapi apabila pikiran dan
perasaannya sedang dilanda kecewa keinginannya untuk minum tidak dapat dibendung
lagi.
4.
Histeria
Histeria adalah gejala kejiwaan yang disebabkan oleh
tekanan mental, kekecewaan,pengalaman pahit yang menekan, tidak mampu menguasai
diri atau tersugesti sikap orang lain. Misalnya: cemburu karena melihat
kekasihnya bersama orang lain yang belum dikenalnya; terkejut
melihat mayat anggota keluarganya.
5.
Delusi
Delusi adalah suatu sikap yang menunjukan pikiran
tidak beres karena berdasarkan suatukeyakinan palsu, tidak dapat memakai akal
sehat, tidak ada dasar kenyataan, dan tidak sesuai dengan pengalaman. Ada
berbagai bentuk delusi, yaitu:
a.
Delusi Persekusi: menganggap adanya kenyataan yang buruk
disekitarnya (misalnya: orang yang tidak suka bergaul jika mengalami
kesusahan tidak ada yang menolong,mau minta bantuan takut ditolak, dan sebagainya).
b.
Delusi Keagungan:
menganggap dirinya orang penting dan besar, (misalnya: orang yang gila hormat).
c.
Delusi Melancholis:
merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa (misalnya: meskipun dia tidak
bersalah tetapi ketika ada panggilan dari pengadilan dirinya akan merasa
berdosa).
6.
Halusinasi
Halusinasi adalah khayalan yang terjadi tanpa rangsangan
pancaindera. Misalnya: orangyang pergi ke dukun secara tidak sadar dapat
berhalusinasi; halusinasi buatan misalnyadengan mabuk atau pemakaian obat bius.
Penderita halusinasi seperti itu sadar akan akanperbuatannya,
tetapi tidak dapat menahan rangsangan daya khayalnya sendiri.
7.
Keadaan
emosi
Apabila emosi seseorang telah menguasai rasio, maka bisa
menganggu nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, gerak nadi menjadi cepat,
badan berkeringat, tekanan darah menjadi tinggi, dan sebagainya. Kemudian bisa
timbul sikap apatis atau terlalu gembira. Hal tersebut dapat diekspresikan
dengan berbagai gerakan, misalnya dengan berlari-lari,menyanyi, tertawa atau
berbicara, atau dengan sikap sedih yang menekan, tidak bernafsu, tidak
bersemangat, resah gelisah, suka mengeluh, tidak mau bicara, termenung,
menyendiri (Djoko Widagdho, 1991:190-183).
V.
Depresi
A.
Pengertian dan
Penyebab Depresi
Depresi adalah
suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi
seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka
hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan
Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas
rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan
pola tidur. Perasaan-perasaan negatif seperti kesedihan, kekhawatiran, dan
frustrasi merupakan perasaan-perasaan yang umum dirasakan oleh banyak orang.
Merupakan suatu hal yang wajar jika anda merasa kecewa setelah mengalami
kegagalan, sedih, perpisahan atau kehilangan.
Depresi
merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. Depresi merupakan
reaksi psikologis yang unik, dan mempunyai gejala-gejala yang bervariasi
depresi biasanya di awali oleh perasaan kecewa,sedih atau kesal. Kemudian
berlanjut dengan berbagai reaksi individual yang dapat berupa perasaan gelisah,
cemas, tegang dan bahkan bersifat apatis.
Depresi
merupakan salah satu unsur gejala yang utama dari frustasi. Menurut Dr. A.A.P.
Watts dalam buku nya yang berjudul “The Early Symtoms Of Depression”,
Gejala-gejala awal depresi adalah :
a.
Perasaan Lesu
b.
Cemas
c.
Perasaan Hati Tidak
Menentu
d.
Perubahaan Ritme Tidur
e.
Perubahaan Kebiasaan
dan cara hidup
Seorang yang
mengalami depresi pada mula nya akan merasa kehilangan gairah dalam diri nya
ini terlihat dari raut wajah nya yang terlihat lesu dan selanjut nya yang
timbul ialah kecemasan ini tumbuh semacam perasaan bersalah atau dosa dalam
dirinya. Terjadi perubahaan dalam kebiasaan tidurnya dan selalu gelisah.
Kemudian di lanjutkan dengan perubahaan kebiasaan dan cara hidupnya, Seperti
contoh : “Dulu banyak bepergian, sekarang banyak bermenung dan tinggal di
rumah, Sering menyendiri di tempat yang sepi bahkan tidak jarang pula akhir nya
ia menjadi pemabuk dan pencandu obat bius.
a.
Penyebab suatu kondisi
depresi meliputi:
-
Faktor organobiologis
karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin
-
Faktor psikologis
karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu
situasi social
-
Faktor
sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan
pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
Menurut
Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR) (American
Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A.
Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan
merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala
harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau kemampuan menikmati
sesuatu.
1.
Keadaan emosi
depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang
ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan
orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
2.
Kehilangan minat atau
rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu
dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau
pengamatan orang lain)
3.
Hilangnya berat badan
yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara
signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya
dalam satu bulan)
4.
Insomnia atau
hipersomnia hampir setiap hari
5.
Kegelisahan atau kelambatan
psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya
perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
6.
Perasaan lelah atau
kehilangan kekuatan hampir setiap hari
7.
Perasaan tidak
berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa
merupakan delusi) hampir setiap hari
8.
Berkurangnya kemampuan
untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap
hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
9.
Berulang-kali muncul
pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran
untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana
yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri
10.
Gejala-gejala tersebut
juga harus menyebabkan gangguan jiwa yang cukup besar dan signifikan sehingga
menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting
dalam kehidupan seseorang.
B.
Mengatasi Depresi
dengan Mengandalkan Diri Sendiri
Cara
menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya
merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan
dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam
penyembuhan. Selain bantuan dari seorang spesialis, anda bisa mengatasi depresi
dengan mengandalkan diri anda sendiri; antara lain dengan:
1.
Menerima Diri Anda
Sendiri dan Kelemahan Anda
Jika anda tidak mampu mengatasi depresi seorang diri dan
jika usaha anda tidak berhasil, hal terbaik yang bisa anda lakukan adalah
dengan menerima kekurangan tersebut. Daripada mencoba mengubah hidup anda
dengan paksa, anda harus menerima diri anda, dengan apa yang anda rasakan dan
berkonsentrasi pada hal-hal yang anda mampu lakukan. Depresi akan lenyap namun
kita tidak bisa memprediksi kapan depresi akan terjadi. Kemajuan terapis
tergantung pada banyak faktor. Anda tidak perlu mencoba mengubah hal-hal yang
memang tidak bisa anda ubah. Setiap kali anda harus melakukan yang terbaik
untuk membantu diri anda sendiri namun di saat yang bersamaan anda juga harus
menerima kelemahan anda.
Terimalah fakta bahwa anda sedang mengalami depresi dan
hiduplah berdampingan secara harmonis hingga anda berhasil mengatasinya. Tidak
ada seorang pun yang suka merasa depresi, namun anda harus memahami bahwa tidak
ada gunanya untuk terus menerus mengatasi depresi pada titik ini karena anda
belum memiliki kekuatan, determinasi, dan keinginan untuk maju. Cobalah untuk
menerima apa yang sedang terjadi dalam diri anda dan sekitar anda dan tunggulah
hingga kekuatan anda kembali dan anda merasa mampu untuk mengatasi depresi.
2.
Kenali Pikiran-Pikiran
Serta Perasaan Negatif Anda
Supaya anda mampu mengubah dan mengendalikan pikiran negatif
yang membuat anda terperangkap dalam siklus depresi, sangatlah penting bagi
anda untuk mengenali alasan-alasan tersebut, yang merupakan penyebab utama anda
merasa depresi. Teknik yang dapat digunakan adalah dengan mencatat pikiran
negatif anda setiap hari selama beberapa waktu. Lalu anda bisa menghabiskan
waktu kira-kira 20 menit setiap hari untuk mengenali, mengelompokkan, dan
memeriksa pikiran-pikiran negatif tersebut. Catatan pikiran-pikiran anda dan
pemeriksaan atas penyebab rasa depresi tersebut akan membuat anda mampu
mengenali alasan mengapa anda terdorong ke keadaan mental yang buruk dan
berakhir dengan depresi. Dengan mengenali pola pikir negatif tersebut, anda
mampu mencegah, dan memperbaiki bahkan menghentikan siklus depresi.
VI.
Frustasi
A.
Pengertian dan Sebabnya
Frustrasi, dari bahasa Latin frustratio,
adalah perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam pencapaian tujuan.
Semakin penting tujuannya, semakin besar frustrasi dirasakan. Rasa frustrasi
bisa menjurus ke stress.
Frustrasi dapat berasal dari
dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang mengalaminya.
Sumber yang berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti
kurangnya rasa percaya diri atau ketakutan pada situasi sosial yang menghalangi
pencapaian tujuan. Konflik juga dapat menjadi sumber internal dari frustrasi
saat seseorang mempunyai beberapa tujuan yang saling berinterferensi satu sama
lain. Penyebab eksternal dari frustrasi mencakup kondisi-kondisi di luar diri
seperti jalan yang macet, tidak punya uang, atau tidak kunjung mendapatkan
jodoh.
Menuurut Dr. Zakiah Drajad, frustasi merupakan suatu proses yang
menyebabakan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang
mengahalangi keinginannya.
Frustasi akan menyebabkan seseorang menjadi menderita dan bahkan dapat berakibat
fatal (bunuh diri). Sseorang yang frusatasi merasakan seolah-olah tidak ada
lagi orang lain yang dapat dia ajak berteman atau seseorang yang dapat di
cintai.
Frustasi akan mengakibatkan seorang anak tidak betah tinggal dirumah.
Ia suka keluyuran dan bergadang di luar rumah. Frustasi juga dapat
mengakibatkan seseorang kehilangan arti hidup dan putus asa . karena merasa
hiduonya tidak berguna kemudian ia bunuh diri. Frustasi disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut :
a)
adanya tekanan dan gangguan emosional
. lebih-lebih jika seseorang tidak memiliki integrasi pribadi yang baik.
b)
Adanya broken home dalam suatu
keluarga.
c)
Karena hinaan dan cemoohan yang
mengakibatkan dirinya menjadi minder.
d)
Karena tidak dapat mempertahankan
karir dan presentasinya di masyarakat.
B.
Mengatasi Frustasi terhadap diri.
Frustasi mudah diatas jika dapat diketahui penyebabnya dan
dapat disembuhkan. Cara untuk mengatasinya :
1.
Tenang
kan diri pasrahkan pada sang pencipta segala persoalan yang membelenggu.
2.
Jika
ingin menangis, menangislah sepuasmu agar perasaan jadi lega.
3.
Coba
lah untuk berbicara dengan orang yang bisa dipercaya atau dekat dengan mu.
4.
Mencari
solusi atau bantuan pemuka agama seperti kiyai atau romo jika memang beban
persoalaan nya sudah berat dan tidak dapat kita atasi sendiri.
5.
Tetap
bersosialisasi dengan teman2, saudara, tetangga agar tidak semakin terpuruk.
6.
Tetap
lah semangat untuk hidup, bekerja dan berdoa segala sesuatu nya pasti ada
penyelasian nya.
VII. Hubungan Manusia dan
Kegelisahan
Gelisah tergolong penyakit batin, istimewanya penyakit ini
dapat menyerangsiapa saja, dari golongan apa, dan bangsa apapun. Bila
dibandingkan dengan rasa takut, daerah operasinya lebih luas. Sebab orang yang
pemberani, tak mungkin diserang oleh rasa takut. Atau orang yang mempunyai obat
penangkal takut juga tidak akan dijamahnya. Umpama orang yang pernah
mengerjakan perbuatan salah sudah pasti tidak akan takut untuk dituntut. Begitu
pula seorang yang kaya, pasti tidak akan takut kelaparan, dan sebagainya.
Tetapi walaupun benar, kaya, pandai, jujur, dan sebagainya pasti akan dilanda
perasaan gelisah.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Dari uraian
mengenai Manusia dan Kegelisahan, maka kami dapat menyimpulkan bahwa
kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak
memperdulikan segala latar belakang dan kemampuannya, pasti akan mengalami
kegelisahan, entah sebentar atau lama, relative ringan ataupun berat. Apabila
manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka yang
timbul adalah kegelisahan. Sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap
pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap
keserakahan dan konflik yang juga memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada
akhirnya adalah kegelisahan. Adapun bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan,
kesepian, dan ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu
sama lain. Untuk mengatasi kegelisahan diperlukan sikap keterbukaan untuk
menerima perbedaan antara satu dan yang lain, tidak mementingkan ego dan Id
pribadi. Nilai-nilai agama seperti bersikap Qana’ah (berpikir positif) juga
diperlukan sehingga ketidaktenangan dan ketidaksabaran alias kecemasannya dapat
dikurangi dengan berdo’a kepadaTuhan serta berusaha keras untuk mengatasi
hal-hal yang membuatnya menjadi gelisah.
II. Saran
Dari pembahasan mengenai manusia dan kegelisahan tersebut,
kami dapat menyarankan kepada pembaca agar terhindar dari rasa kegelisahan itu.
Walaupun kita ketahui bahwa manusia tidak akan pernah lepas dari rasa
kegelisahan, karena kegelisahan itu merupakan sesuatu yang manusiawi. Namun
sebagai manusia hendaknya kita selalu berusaha dalam segala hal termasuk untuk
menghidarkan diri dari perasaan gelisah kita perlu bersikap lebih tenang,
sabar, selalu berpikir positif dan yang terpenting adalah selalu berdoa dan
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tercapai ketenangan dalam
berpikir dan melakukan sesuatu, sehingga kegelisahan dapat terhindarkan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Subandrijo,
Eddy.2000.Ilmu Budaya dasar : UNMUL
Sumber Internet
:
-
“Manusia dan Kegelisahannya” dalam
http://wandiapr.wordpress.com/2012/04/20/manusia-dan-kegelisahan/
(Rabu, 20 Februari
2013)
-
“Bab 10 : Manusia dan
Kegelisahannya” dalam http://ibdbayuerfiyanto.blogspot.com/2010/04/ibd-bab-10-manusia-dan-kegelisahan.html (Rabu, 20 Februari 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar