welcome to my blog

welcome to my blog

Sabtu, 21 Desember 2013

Ilmu sosial dan budaya dasar BAB 9 : Manusia & Kegelisahan

BAB I
PENDAHULUAN

     I.     Latar belakang
Tiap manusia tidak akan dapat melepaskan diri dari rasa gelisah, sebab kegelisahan adalah bagian hidup manusia seperti halnya rasa gembira, rasa puas dsb. Lama tidaknya rasa gelisah diderita oleh seseorang bersifat relatif, bergantung kepada masaahnya dan pribadi manusia masing-masing. Manusia gelisah karena manusia mempunyai perasaan.
Masalah kegelisahan berkaitan dengan masalah tangung jawab. Karena manusia tidak selamanya berhasil dalam mempertanggung jawabkan perbuatan dan kewajibannya maka manusia akan mengalami depresi. Bentuk depresi antara lain kegelisahan, keterasingan, ksepian, dan ketidakpastian.
Masalah kegelisahan dapat menimbulkan daya kreatifitas bagi manusia. Itulah sebabnya banyak hasil karya dalam bidang filsafat dan seni bertemakan kegelisahan.
Semua hasil karya dalam bidang filsafaat dam seni yang mengungkapkan keadaan manusia yang dirundung kegelisahan wajib dipelajari oleh mahasiswa. Melalui karya-karya yang demikian ini diharapkan mahasiswa dapat memperluas wawasan dan penalarannya tentang masalah manusia dan kepunyaannya. Seturut-seturut dalam bab ini akan dibahas : kegelisahan, keterasingan, kesepian, ketdakpastian, depresi dan frustrasi
  II.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian kegelisahan, keterasingan, kesepian, ketidakpastian, depresi, dan frustasi.
2.      Sebab-sebab kegelisahan, keterasingan, kesepian, ketidakpastian, depresi, dan frustasi.

   III.     Tujuan
1.      Memahami Pengertian kegelisahan, keterasingan, kesepian, ketidakpastian, depresi, dan frustasi.
2.      Memahami Sebab-sebab kegelisahan, keterasingan, kesepian, ketidakpastian, depresi, dan frustasi.



BAB II
LANDASAN TEORI

Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berari tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut muknya lain dari bisasanya mialnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkannya kepadalnya memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari keemasan karena itu dalam kehidupan sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupunk ketakutan definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena hal yang didingainkannya tidak tercapai.
Menurutom Sigmund Freud, kecemasan dibagi menjadi tiga macam, yakni : kecemasan tentang kenyataan/obyektif; kecemasan neurotis, dan kecemasan moril.
Dari ketiga macam kecemasan tersebut sebenarnya tidak ada perbedaan dari segi jenisnya. Semuanya mempunyai satu sifat yang sama, yaitu tidak menyenangkan dari mereka yang mengalaminya. Mereka (tiga macam kecemasan) hanya berbeda dalam hubungan sumbernya. Kecemasan tentang kenyataan, sumber dari bahaya itu terletak dalam dunia luar. Kecemasan neurotis, ancaman terletak dalam pemilihan obyek secara naluriah dari id. Kecemasan moril, sumber ancaman adalah hati nurani dari super ego.
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadan dalam lingkungan seserang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahay dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di dekat dengan benda- benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya. Misalnya, ketakuatn terhadap kegelapan muangkin merupakan pembawaan dari generasi sebelumnya.

BAB III
PEMBAHASAN

I.         Kegelisahan
A.    Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah, kahwatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut.
Banyak yang menilai kegelisahan ada macam-macam diantaranya adalah kegelisahan negatif dan positif yang di artikan sebagai berikut :
1.      Kegelisahan Negatif  :  kegelisahan yang berlebih-lebihan, atau yang melewati batas, yaitu kegelisahan yang berhenti pada titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya sama sekali tidak bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret untuk berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam ‘menanti-nanti’ sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada. Tentu saja hal ini merupakan ancaman bagi eksistensi manusia sebagai kesatuan yang integral.
2.      Kegelisahan Positif  :  Dasar kehidupan atau sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit dalam memecahkan banyak permasalahan, atau sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang secara tiba-tiba dan tak terduga. Ia juga merupakan kekuatan dalam menghadapi kondisi-kondisi baru dan dapat membantu dalam beradaptasi. Singkatnya, ia merupakan faktor penting yang dibutuhkan manusia. Sedangkan “kegelisahan negatif” jelas sangat membahayakan, seperti gula pada darah; ketika ketinggian kadarnya membahayakan kesehatan manusia.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik, dan kecemasan moril.
 II.     Keterasingan
A.    Pengertian dan uraian
Keterasingan berasal dari kata terasing, kata terasing berasal dari kata dasar asing yang artinya : sendiri, tidak dikenal orang. Terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain. Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini akan merugikan harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain. Karena itu orang yang berbuat dibenci oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan. Perbuatan itu misalnya mencuri, mengganggu isteri orang, menghina orang, dan sombong.
B.     Sebab-sebab keterasingan
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat. Adapun sebeb-sebab keterasingan sebagai berikut :
1.      karena sifat/sikap yang tidak dapat diterima.
2.      karena perbuatannya.
3.      Penyebab ini bersumber pada :
a.       Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Misalnya : mencuri, sombong, angkuh, kaku, dsb.
Seorang bersikap sombong karena menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain. Karena merasa lebih tinggi, sehingga tidak perlu bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Orang yang bersifat sombong angkuh, besar kepala, tidak menghormati orang lain selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh nilai-nilai kemanusiaannya apabila bergaul dengan orang angkuh, sombong, dan tidak menghormati orang lain. Karena itu ia dibenci orang lain, sehingga membuat ia dalam keterasingan.
b.      Sikap rendah diri
Kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Seseorang yang mempunyai sikap rendah diri karena ia menganggap dirinya tidak berharga. Sikap demikian ini biasanya disebut juga “minder”. Yang menganggap dirinya rendah bukan oleh otang lain, tetapi justru dirinya sendiri karena ketidak mampuan atau karena membuat kesalahan. Ketidak mampuan atau kesalahan ini berpengaruh pada nama baik atau harga diri atau martabat orang yang bersangkutan Sikap ini adalah sikap yang tidak baik.
Sikap rendah diri disebabkan oleh cacat fisik, sosial ekonomi, rendah pendidikan, kesalahan perbuatannya dsb Ketidak mampuan disini meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun ketidak mampun fisik. Kurang ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang belum sampai pada taraf tertentu yang dihadapi sekarang. Dengan demikian orang yang bersangkutan tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya. Karena itu ia merasa gelisah, terasing.
C.     Usaha-usaha untuk mengatasi keterasingan
1.      bagi orang yang bersikap sombong harus lebih meningkatkan kesadarannya bahwa kodrat manusia sebagai makhluk sosial harus saling bergaul dengan sesamanya.
2.      Bagi orang yang rendah diri harus berusaha meningkatkan harga dirinya dengan cara banyak belajar dan bergaul. Keterasingan dalam hal ini dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku, maksudnya supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi atau membuat gelisah orang lain, dan si pelaku dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin dapat terjadi apabila orang itu terasing yang membuat ia gelisah.
  III.     Kesepian
A.    Pengertian dan Uraian
Kesepian Berasal dari kata sepi yang artinya, sunyi, lengang, tidak ramai, tidak banyak orang/kendaraan, tidak banyak pembeli, tidak banyak tamu dan sebagainya. Kesepian artinya keadaan sepi atau hal sepi.
B.     Sebab-Sebab Terjadinya Kesepian
§  Karena frustasi.
§  Takut kehilangan hak hidup dan harga diri (Nama baik)
§  Karena tidak mau diganggu.
§  Tidak suka bergaul (lebih senang hidup sendiri)
C.     Hubungan Antara Keterasingan Dan Kesepian.
Kesepian akibat dari keterasingan dan keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, dsb. Sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan. Sebaliknya, orang yang frustasi bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang yang bersikap sombong. Karena suka menyendiri akibat kesepian.
   IV.     Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata “tidak pasti”, artinya tidak menentu, pikiran kacau, tidak dapat berkonsentrasi, bingung, tidak dapat berpikir dengan baik. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian dari hidup manusia. Setiap orang pernah mengalaminya, dala kehidupan masing-masing. Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara jernih, teratur, dan logis untuk mengambil kesimpulan.Orang yang sedang kacau pikirannya tidak dapat mengambil kesimpulan secara jernih karena dalam berpikir ia selalu menerima rangsangan lain yang baru,sehingga pikirannya menjadi kacau. Meskipun ia dapat berpikir dengan baik, tetapi akan memakan waktu cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi phobisdelusi, gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian (sparis), kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu (agnesis).
Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental ada beberapa hal yang menyebabkan orang tidak dapat berpikir dengan pasti, yaitu:
1.      Obsesi
Obsesi merupakan gejala kejiwaan (neurose), yang berupa pikiran atau perasaan tertentusecara terus-menerus, biasanya berupa hal-hal yang tidak menyenangkan, atau sebab-sebab yang tidak diketahui. Misalnya: Ia selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan. Contoh: Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi, apalagi setelah ia merugi.
2.      Phobie
Phobie adalah rasa takut yang tidak terkendalikan (tidak normal) terhadap sesuatu halatau kejadian yang tidak diketahui sebabnya. Adapun bentuk-bentuk ketakutannya bisa berupa:
a)      Acrophobia (takut pada tempat yang tinggi);
b)      Ochlophobia (takut pada orang banyak);
c)      Claustrophobia (takut terhadap ruangan tertutup);
d)     Agoraphobia (takut padaruangan terbuka).
3.      Kompulasi
Kompulasi adalah keragu-keraguan yang amat sangat tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan-dorongan yang secara tidak disadari menyeru untuk melakukan perbuatan-perbuatan termasuk jenis kompilasi, diantaranya:
a.    Kleptomania, yaitu keinginan untuk mengambil barang orang dengan mencuri meskipun sebenarnya dia mampu membeli;
b.    Dispomania, yaitu keinginan untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dibendung jikapikirannya sedang kacau, meskipun hal itu bukan kebiasaannya. Misalnya: ia bukan pemabuk, tetapi apabila pikiran dan perasaannya sedang dilanda kecewa keinginannya untuk minum tidak dapat dibendung lagi.
4.      Histeria
Histeria adalah gejala kejiwaan yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan,pengalaman pahit yang menekan, tidak mampu menguasai diri atau tersugesti sikap orang lain. Misalnya: cemburu karena melihat kekasihnya bersama orang lain yang belum dikenalnya; terkejut melihat mayat anggota keluarganya.
5.      Delusi
Delusi adalah suatu sikap yang menunjukan pikiran tidak beres karena berdasarkan suatukeyakinan palsu, tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan, dan tidak sesuai dengan pengalaman. Ada berbagai bentuk delusi, yaitu:
a.       Delusi Persekusi: menganggap adanya kenyataan yang buruk disekitarnya (misalnya: orang yang tidak suka bergaul jika mengalami kesusahan tidak ada yang menolong,mau minta bantuan takut ditolak, dan sebagainya).
b.      Delusi Keagungan: menganggap dirinya orang penting dan besar, (misalnya: orang yang gila hormat).
c.       Delusi Melancholis: merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa (misalnya: meskipun dia tidak bersalah tetapi ketika ada panggilan dari pengadilan dirinya akan merasa berdosa).
6.      Halusinasi
Halusinasi adalah khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Misalnya: orangyang pergi ke dukun secara tidak sadar dapat berhalusinasi; halusinasi buatan misalnyadengan mabuk atau pemakaian obat bius. Penderita halusinasi seperti itu sadar akan akanperbuatannya, tetapi tidak dapat menahan rangsangan daya khayalnya sendiri.
7.      Keadaan emosi
Apabila emosi seseorang telah menguasai rasio, maka bisa menganggu nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, gerak nadi menjadi cepat, badan berkeringat, tekanan darah menjadi tinggi, dan sebagainya. Kemudian bisa timbul sikap apatis atau terlalu gembira. Hal tersebut dapat diekspresikan dengan berbagai gerakan, misalnya dengan berlari-lari,menyanyi, tertawa atau berbicara, atau dengan sikap sedih yang menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, resah gelisah, suka mengeluh, tidak mau bicara, termenung, menyendiri (Djoko Widagdho, 1991:190-183).


  V.          Depresi
A.    Pengertian dan Penyebab Depresi
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Perasaan-perasaan negatif seperti kesedihan, kekhawatiran, dan frustrasi merupakan perasaan-perasaan yang umum dirasakan oleh banyak orang. Merupakan suatu hal yang wajar jika anda merasa kecewa setelah mengalami kegagalan, sedih, perpisahan atau kehilangan.
Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. Depresi merupakan reaksi psikologis yang unik, dan mempunyai gejala-gejala yang bervariasi depresi biasanya di awali oleh perasaan kecewa,sedih atau kesal. Kemudian berlanjut dengan berbagai reaksi individual yang dapat berupa perasaan gelisah, cemas, tegang dan bahkan bersifat apatis.
Depresi merupakan salah satu unsur gejala yang utama dari frustasi. Menurut Dr. A.A.P. Watts dalam buku nya yang berjudul “The Early Symtoms Of Depression”, Gejala-gejala awal depresi adalah :
a.       Perasaan Lesu
b.      Cemas
c.       Perasaan Hati Tidak Menentu
d.      Perubahaan Ritme Tidur
e.       Perubahaan Kebiasaan dan cara hidup
Seorang yang mengalami depresi pada mula nya akan merasa kehilangan gairah dalam diri nya ini terlihat dari raut wajah nya yang terlihat lesu dan selanjut nya yang timbul ialah kecemasan ini tumbuh semacam perasaan bersalah atau dosa dalam dirinya. Terjadi perubahaan dalam kebiasaan tidurnya dan selalu gelisah. Kemudian di lanjutkan dengan perubahaan kebiasaan dan cara hidupnya, Seperti contoh : “Dulu banyak bepergian, sekarang banyak bermenung dan tinggal di rumah, Sering menyendiri di tempat yang sepi bahkan tidak jarang pula akhir nya ia menjadi pemabuk dan pencandu obat bius.
a.       Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:
-          Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin
-          Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi social
-          Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR) (American Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu.
1.      Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
2.      Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
3.      Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan)
4.      Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5.      Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
6.      Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
7.      Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi) hampir setiap hari
8.      Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
9.      Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri
10.  Gejala-gejala tersebut juga harus menyebabkan gangguan jiwa yang cukup besar dan signifikan sehingga menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting dalam kehidupan seseorang.

B.     Mengatasi Depresi dengan Mengandalkan Diri Sendiri
Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan. Selain bantuan dari seorang spesialis, anda bisa mengatasi depresi dengan mengandalkan diri anda sendiri; antara lain dengan:
1.      Menerima Diri Anda Sendiri dan Kelemahan Anda
Jika anda tidak mampu mengatasi depresi seorang diri dan jika usaha anda tidak berhasil, hal terbaik yang bisa anda lakukan adalah dengan menerima kekurangan tersebut. Daripada mencoba mengubah hidup anda dengan paksa, anda harus menerima diri anda, dengan apa yang anda rasakan dan berkonsentrasi pada hal-hal yang anda mampu lakukan. Depresi akan lenyap namun kita tidak bisa memprediksi kapan depresi akan terjadi. Kemajuan terapis tergantung pada banyak faktor. Anda tidak perlu mencoba mengubah hal-hal yang memang tidak bisa anda ubah. Setiap kali anda harus melakukan yang terbaik untuk membantu diri anda sendiri namun di saat yang bersamaan anda juga harus menerima kelemahan anda.
Terimalah fakta bahwa anda sedang mengalami depresi dan hiduplah berdampingan secara harmonis hingga anda berhasil mengatasinya. Tidak ada seorang pun yang suka merasa depresi, namun anda harus memahami bahwa tidak ada gunanya untuk terus menerus mengatasi depresi pada titik ini karena anda belum memiliki kekuatan, determinasi, dan keinginan untuk maju. Cobalah untuk menerima apa yang sedang terjadi dalam diri anda dan sekitar anda dan tunggulah hingga kekuatan anda kembali dan anda merasa mampu untuk mengatasi depresi.
2.      Kenali Pikiran-Pikiran Serta Perasaan Negatif Anda
Supaya anda mampu mengubah dan mengendalikan pikiran negatif yang membuat anda terperangkap dalam siklus depresi, sangatlah penting bagi anda untuk mengenali alasan-alasan tersebut, yang merupakan penyebab utama anda merasa depresi. Teknik yang dapat digunakan adalah dengan mencatat pikiran negatif anda setiap hari selama beberapa waktu. Lalu anda bisa menghabiskan waktu kira-kira 20 menit setiap hari untuk mengenali, mengelompokkan, dan memeriksa pikiran-pikiran negatif tersebut. Catatan pikiran-pikiran anda dan pemeriksaan atas penyebab rasa depresi tersebut akan membuat anda mampu mengenali alasan mengapa anda terdorong ke keadaan mental yang buruk dan berakhir dengan depresi. Dengan mengenali pola pikir negatif tersebut, anda mampu mencegah, dan memperbaiki bahkan menghentikan siklus depresi.

 VI.  Frustasi
A.    Pengertian dan Sebabnya
Frustrasi, dari bahasa Latin frustratio, adalah perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting tujuannya, semakin besar frustrasi dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus ke stress.
Frustrasi dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang mengalaminya. Sumber yang berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri atau ketakutan pada situasi sosial yang menghalangi pencapaian tujuan. Konflik juga dapat menjadi sumber internal dari frustrasi saat seseorang mempunyai beberapa tujuan yang saling berinterferensi satu sama lain. Penyebab eksternal dari frustrasi mencakup kondisi-kondisi di luar diri seperti jalan yang macet, tidak punya uang, atau tidak kunjung mendapatkan jodoh.
Menuurut Dr. Zakiah Drajad, frustasi merupakan suatu proses yang menyebabakan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang mengahalangi keinginannya.
Frustasi akan menyebabkan seseorang menjadi menderita dan bahkan dapat berakibat fatal (bunuh diri). Sseorang yang frusatasi merasakan seolah-olah tidak ada lagi orang lain yang dapat dia ajak berteman atau seseorang yang dapat di cintai.
Frustasi akan mengakibatkan seorang anak tidak betah tinggal dirumah. Ia suka keluyuran dan bergadang di luar rumah. Frustasi juga dapat mengakibatkan seseorang kehilangan arti hidup dan putus asa . karena merasa hiduonya tidak berguna kemudian ia bunuh diri. Frustasi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut           :
a)      adanya tekanan dan gangguan emosional . lebih-lebih jika seseorang tidak memiliki integrasi pribadi yang baik.
b)      Adanya broken home dalam suatu keluarga.
c)      Karena hinaan dan cemoohan yang mengakibatkan dirinya menjadi minder.
d)     Karena tidak dapat mempertahankan karir dan presentasinya di masyarakat.
B.     Mengatasi Frustasi terhadap diri.
Frustasi mudah diatas jika dapat diketahui penyebabnya dan dapat disembuhkan. Cara untuk mengatasinya :
1.      Tenang kan diri pasrahkan pada sang pencipta segala persoalan yang membelenggu.
2.      Jika ingin menangis, menangislah sepuasmu agar perasaan jadi lega.
3.      Coba lah untuk berbicara dengan orang yang bisa dipercaya atau dekat dengan mu.
4.      Mencari solusi atau bantuan pemuka agama seperti kiyai atau romo jika memang beban  persoalaan nya sudah berat dan tidak dapat kita atasi sendiri.
5.      Tetap bersosialisasi dengan teman2, saudara, tetangga agar tidak semakin terpuruk.
6.      Tetap lah semangat untuk hidup, bekerja dan berdoa segala sesuatu nya pasti ada penyelasian nya.

VII.     Hubungan Manusia dan Kegelisahan
Gelisah tergolong penyakit batin, istimewanya penyakit ini dapat menyerangsiapa saja, dari golongan apa, dan bangsa apapun. Bila dibandingkan dengan rasa takut, daerah operasinya lebih luas. Sebab orang yang pemberani, tak mungkin diserang oleh rasa takut. Atau orang yang mempunyai obat penangkal takut juga tidak akan dijamahnya. Umpama orang yang pernah mengerjakan perbuatan salah sudah pasti tidak akan takut untuk dituntut. Begitu pula seorang yang kaya, pasti tidak akan takut kelaparan, dan sebagainya. Tetapi walaupun benar, kaya, pandai, jujur, dan sebagainya pasti akan dilanda perasaan gelisah.



BAB III
PENUTUP


    I.     Kesimpulan
Dari uraian mengenai Manusia dan Kegelisahan, maka kami dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak memperdulikan segala latar belakang dan kemampuannya, pasti akan mengalami kegelisahan, entah sebentar atau lama, relative ringan ataupun berat. Apabila manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka yang timbul adalah kegelisahan. Sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik yang juga memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan. Adapun bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk mengatasi kegelisahan diperlukan sikap keterbukaan untuk menerima perbedaan antara satu dan yang lain, tidak mementingkan ego dan Id pribadi. Nilai-nilai agama seperti bersikap Qana’ah (berpikir positif) juga diperlukan sehingga ketidaktenangan dan ketidaksabaran alias kecemasannya dapat dikurangi dengan berdo’a kepadaTuhan serta berusaha keras untuk mengatasi hal-hal yang membuatnya menjadi gelisah.
II.     Saran
Dari pembahasan mengenai manusia dan kegelisahan tersebut, kami dapat menyarankan kepada pembaca agar terhindar dari rasa kegelisahan itu. Walaupun kita ketahui bahwa manusia tidak akan pernah lepas dari rasa kegelisahan, karena kegelisahan itu merupakan sesuatu yang manusiawi. Namun sebagai manusia hendaknya kita selalu berusaha dalam segala hal termasuk untuk menghidarkan diri dari perasaan gelisah kita perlu bersikap lebih tenang, sabar, selalu berpikir positif dan yang terpenting adalah selalu berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tercapai ketenangan dalam berpikir dan melakukan sesuatu, sehingga kegelisahan dapat terhindarkan.



DAFTAR PUSTAKA

-          Subandrijo, Eddy.2000.Ilmu Budaya dasar : UNMUL

Sumber Internet :
-          “Depresi” dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Depresi_(psikologi) (Rabu, 20 Februari 2013)
-          “Frustasi” dalam http://hak1m.wordpress.com/2012/12/02/frustasi/ (Rabu, 20 Februari 2013)
-          “Manusia dan Kegelisahannya” dalam http://wandiapr.wordpress.com/2012/04/20/manusia-dan-kegelisahan/ (Rabu, 20 Februari 2013)
-          “Bab 10 : Manusia dan Kegelisahannya” dalam http://ibdbayuerfiyanto.blogspot.com/2010/04/ibd-bab-10-manusia-dan-kegelisahan.html (Rabu, 20 Februari 2013)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar