welcome to my blog

welcome to my blog

Minggu, 22 Desember 2013

Contoh RKH dengan tema Binatang (binatang ternak)

RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH)
Kelompok                                                           : B
Semester/Minggu                                                : II/I
Tema                                                                   : Binatang.
Sub Tema                                                            : Binatang Ternak

Sabtu, 21 Desember 2013

Teori Montessori dan Jhon Loc

Teori Menurut Montesorri

Montessori dilahirkan di Ancona, Italia 1870, Ayahnya seorang pejabat sipil yang berpengaruh namun masih memiliki pandangan konservatif tentang peran wanita di masyarakat. Sebaliknya ibunya berpandangan wanita harus maju dan mencapai cita-citanya sejauh mungkin yang dapat dicapai dalam hidup.

         Pada usia 26 tahun Montessori menjadi dokter wanita pertama di Italia. Ia ditugaskan menjabat sebagai bagian perawatan medis untuk menangani pasien dari rumah sakit jiwa dan di sanalah ia menemui anak-anak keterbelakangan mental yang mempunyai cara mereka sendiri untuk belajar. Hal ini merupakan sebab utama yang membakar kecintaannya pada pendidikan dan dunia anak-anak. Dimulai dengan fasilitas tempat penitipan anak di salah satu lingkungan termiskin di Roma, Montessori meletakkan berbagai teorinya dalam praktek. Kedua metode itu dipengaruhi oleh pelatihan sebelumnya di bidang kedokteran, pendidikan, dan antropologi.
               
Teori Perkembangan Montessori
Anak memiliki kemampuan sendiri untuk belajar sesuai dengan tingkat kematangannya dan anak belajar dengan

Pendapat Filosofis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Berikut adalah beberapa pemikiran dan teori dari para ahli mengenai pendidikan anak usia dini.
1. Martin Luther (1483 - 1546)
Menurut Martin Luther tujuan utama sekolah adalah mengajarkan agama, dan keluarga merupakan institusi penting dalam pendidikan anak.Pemikiran Martin Luther ini sejalan dengan tujuan madrasah (sekolah Islam) yaitu pendidikan agama Islam, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian integral dari agama Islam. Dengan demikian pendidikan di madrasah akan menghasilkan ulul-albaab (QS. 3 : 190 - 191), yaitu penguasaan iptek yang dapat digunakan dalam kehidupan dengan ahlak mulia, berdampak rahmatan lil alaminn, yang dijanjikan Allah akan ditingkatkan derajatnya (QS. 58 : 11).

2.Jean - Jacques Rousseau (1712 - 1718)
Bukunya Du de 'education, menggambarkan cara pendidikan anak sejak lahir hingga remaja. Menurut Rousseau: "Tuhan menciptakan segalanya dengan baik; adanya campur tangan manusia menjadikannya jahat (God make every things good; man meddles with them and they become evil).

“JENIS – JENIS BELAJAR UNTUK AUD"

Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa, gagne (1985) mengemukakan delapan jenis belajar. Kedelapan jenis belajar tersebut adalah :
1.      Belajar Isyarat (Signal Learning)
Signal learning dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat tidak disengaja dan tidak disadari tujuannya. Dalam tipe ini terlibat aspek reaksi emosional di dalamnya. Kondisi yang diperlukan buat berlangsungnya tipe belajar ini adalah diberikannya stimulus (signal) secara serempak, stimulus-stimulus tertentu secara berulang kali. Respon yang timbul bersifat umum dan emosional, selainnya timbulnya dengan tak sengaja dan tidak dapat dikuasai.
Contohnya seseorang yang menghentikan kendaraan bermotornya ketika lampu isyarat berwarna merah menyala, Menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tidak bicara. Lambaian tangan,  isyarat untuk datang mendekat. Menutup mulut dan lambaian tangan adalah isyarat, sedangkan diam dan datang adalah respons. Tipe belajar semacam ini dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Menurut Krimble (1961) bentuk belajar semacam ini biasanya bersifat tidak disadari, dalam arti respons diberikan secara tidak sadar.

PSIKOLOGI PERKEMBNGAN : Perkembang Bahasa yang Terhambat

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Masa anak-anak adalah masa yang disebut para ilmuan adalah masa golden age, yaitu masa keemasan. Mengapa demikian ? karena dimasa ini anak memiliki intelektual yang tinggi dan kesiapan untuk menerima pelajaran. Banyak para ahli yang berpendapat bahwa “Semua anak itu adalah unik”. Begitu pula dengan perkembangan-perkembangan psikologis yang dialami anak saat masa usia dini. Pada masa anak-anak perkembangan tersebut akan lebih cepat, namun ketika anak telah melewati masa anak-anak perkembangan tersebut akan melambat (Elizabeth B. Hurlock). Perkembangan bahasa adalah perkembangan yang paling diperhatikan oleh para orang tua selain perkembangan intelektual dan kognitif anak. Setiap anak pun memiliki kemampuan berbicara yang berbeda-beda. Ada anak yang ketika menginjak usia 2 tahun telah bisa berbicara dengan baik, namun ada pula yang saat menginjak usia 4 tahun belum bisa lancar berbicara, dalam arti kata anak tersebut baru bisa mengenal beberapa kosa kata dan pengucapannya belum bisa di mengerti. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5-10 persen pada anak sekolah.

LAPORAN OBSERVASI KE YAYASAN PENDIDIKAN LUAR BIASA RUHUI RAHAYU SLB B&C (TUNAGARAHITA)

 BAB I
PENDAHULUAN

I.       Latar Belakang
Pengetahuan tentang anak sudah lama dikenal. Pada zaman Romawi dan Yunani sudah ada para ahli yang memperhatikan pendidikan anak walaupun pada saat itu anak belum dipandang sebagai bentuk manusia tersendiri. Penelitian terhadap anak dan buku-buku mengenai perkembangan jiwa anak pada zaman dahulu masih sangat minim bahkan belum ada. Namun kemudian studi sistematis tentang perkembangan anak mengalami perkembangan yang cukup signifikan pada awal abad ke-20. Penelitian-penelitian yang dilakukan pada zaman ini bersifat deskriptif dan dititikberatkan pada ciri-ciri khas yang terdapat secara umum, golongan-golongan umur, serta masa-masa perkembangan tertentu. Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa perkembangan anak bersifat diskriptif sesuai dengan golongan umurnya, namun ada kondisi dimana anak memerlukan perhatian khusus. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi SDM. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab

LANDASAN PENDIDIKAN : Manajemen Kelas

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) ”Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang yang professional. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yang produktif. Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan bagi, professional, dan harus terus-menerus.

LANDASAN PENDIDIKAN : Profesi Guru dan Pengembangnnya

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangan profesi dikenal tiga jenis profesi yang sudah mapan, yang telah diakui keberadaannya oleh masyarakat yaitu teologi, hukum dan kedokteran. Dalam kaitan ini, seorang ahli teologi bertugas dan bertanggung jawab untuk mengarahkan ummat atau pengikutnya ke jalan yang benar sesuai dengan keyakinan yang dianutnya; seorang ahli hukum bertugas dan berkewajiban untuk membela kliennya manakala yang bersangkutan tersangkut maslah hukum di pengadilan, demikian juga seorang dokter dengan dedikasi dan pengalamannya bertugas dan berkewajiban membela kepentinagn pasiennya agar lekas sembuh dari kemungkinan sakit yang diseritanya.

Ilmu sosial dan budaya dasar BAB 9 : Manusia & Kegelisahan

BAB I
PENDAHULUAN

     I.     Latar belakang
Tiap manusia tidak akan dapat melepaskan diri dari rasa gelisah, sebab kegelisahan adalah bagian hidup manusia seperti halnya rasa gembira, rasa puas dsb. Lama tidaknya rasa gelisah diderita oleh seseorang bersifat relatif, bergantung kepada masaahnya dan pribadi manusia masing-masing. Manusia gelisah karena manusia mempunyai perasaan.
Masalah kegelisahan berkaitan dengan masalah tangung jawab. Karena manusia tidak selamanya berhasil dalam mempertanggung jawabkan perbuatan dan kewajibannya maka manusia akan mengalami depresi. Bentuk depresi antara lain kegelisahan, keterasingan, ksepian, dan ketidakpastian.
Masalah kegelisahan dapat menimbulkan daya kreatifitas bagi manusia. Itulah sebabnya banyak hasil karya dalam bidang filsafat dan seni bertemakan kegelisahan.

Metode Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar bagi kemampuan fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama. Sehingga upaya pengembangan seleuruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Hal tersebut merupakan hak bagi anak, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan Anak, yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berprestasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Salah satu implementasi dari hak tersebut, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pembelajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

Karakteristik Anak Usia Dini (Usia 4- 5 Tahun)

Karakteristik anak Pada usia ini, anak mempergunakan ketrampilan gerak dasar (berlari, berjalan, melompat dan sebagianya) sebagai bagian dalam permainan mereka. Mereka masih sangat aktif, tetapi lebih bertujuan dan tidak terlalu mementingkan untuk bisa beraktivitas sendiri. Biasanya mereka sudah berhasil menguasai berbagai ketrampilan baru dengan  baik, seperti merangkak maju dan mundur, dan melompat dengan satu kaki. mereka masih menikmati belajar hal dengan melakukannya sendiri. Kebanyakan mereka mampu memakai dan melepas baju sendiri, mengancingkan dan melepaskan kancing baju, kecuali memakai sepatu. Bisa melakukan kegiatan harian dengan cepat mereka bersedia mengambil resiko untuk mencapai tujuannya.
Karakteristik Sosial
Peningkatan dalam permainan kelompok terjadi pada usia ini, meskipun jumlah anak dalam kelompok  permainan masih kecil, mereka mampu berkomunikasi lebih baik dengan anak lain, manambahkan angka angka baru dengan lebih mudah dan senang. Pada usia ini anak lebih menikmati permainan situasi “kehidupan nyata”. Anak bermain bersama dengan saling memberi dan menerima arahan. Anak mulai mampu berbagi dan bergiliran dengan inisiatif mereka sendiri. Anak menjadi sosialis.

Sabtu, 14 Desember 2013

Hasil Observasi Anak ADD/ADHD (pengertian, Karakteristik, penyebab, dan penanganan anak ADD/ADHD)

MAKALAH
BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK USIA DINI
Penanganan Terhadap Anak ADD/ADHD 
Disusun Oleh :
Fitri Rohmawati
1205125045
Kelas : B Pagi

Dosen
Rahman, S.Pd,.M.Pd


PROGRAM STUDI S1-PAUD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Anak usia dini adalah individu yang unik dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Menurut NAEYC, anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 8 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak untuk kedepannya nanti. (Masitoh dkk.,2005:112-113). Sedangkan rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Hal ini tersebut dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini bergerak dengan cepat dan merupakan dasar bagi perkembangan tahap selanjutnya (Depdiknas, USPN, 2004:4).
Pada masa usia dini, anak memiliki berbagai macam aspek perkembngan yang penting untuk dikembangkan saat proses belajar anak. Salah satu aspek yang ingin dibahas kali ini adalah aspek social-emosional anak yang berhubungan dengan permasalahan anak yang akan penulis bahas pada makalah ini. Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.


Minggu, 24 November 2013

Hasil Pengamatan Karakter Anak Taman Kanak-kanak Saat Sedang Bermain

LAPORAN
METODE PENGEMBANGAN MORAL
DAN NILAI-NILAI AGAMA

Hasil Pengamatan Karakter Anak Taman Kanak-kanak Saat Sedang Bermain

Disusun Oleh :
Fitri Rohmawati
1205125045
Kelas : B Pagi


Dosen
Abigailena, S.Paud, M.Pd.K


PROGRAM STUDI S1-PAUD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
1.      Buatlah 5 laporan tentang hasil pengamatan dari kehidupan anakpada saat mereka bergaul dengan temannya. Hal yang perlu diperhatikan adalahbermacam-macam sikap anak pada saat bergauldengan sesamanya, lalu simpulakn apa yang dapat anda tangkap dari fragmen kehidupan anak tersebut.

Sajak dan Lagu berunsur Nilai moral dan agama untuk TK

Nama  :           Fitri Rohmawati
Nim     :           1205125045
Prodi   :           PAUD B Pagi 2012
Tugas  :           Sajak Dan Lagu Mengandung Nilai Moral dan Agama.
Dosen  :           Abygaelena K, S.Paud, M.Pd


SAJAK           :

*      TAMASYA
Di hari minggu aku bertamasya
Bersama ayah dan ibu tercinta
Kubawa bekal secukupnya
Dan ku nikmati dengan gembira
*      DI KEBUN BINATANG
Aku melihat burung dikandang
Tak bisa terbang aduuh kasihan
Kuberi makan tetapi enggan
Akhirnya burung dibawa ke dokter hewan
            Sekarang aku menjadi senang
            Karena si burung sudah bisa terbang
            Kuberi makan bersama kawan
            Si burung terbang di kandangnya yang besar

Materi Inti dan Contoh Penyusunan Perencanaan Penanaman dan Pengembangan Moral Anak Taman Kanak-kanak

MAKALAH
METODE PENGEMBANGAN MORAL
DAN NILAI-NILAI AGAMA
Materi Inti dan Contoh Penyusunan Perencanaan Penanaman dan Pengembangan Moral Anak Taman Kanak-kanak 

Disusun Oleh :
Fitri Rohmawati
1205125045
Kelas : B Pagi

Dosen
Abigailena, S.Paud, M.Pd.K

PROGRAM STUDI S1-PAUD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunianya dan Hidayah-Nya makalah  “Materi Inti dan Contoh Penyusunan Perencanaan Penanaman dan Pengembangan Moral Anak Taman Kanak-kanak” ini dapat kami selesaikan.

Pengembangan Kebiasaan Positif (Kerja sama) & Risolusi konflik

MAKALAH
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II

Pengembangan Kebiasaan Positif ( Kerja Sama) & Resolusi Konflik



Disusun Oleh :
Kelompok 3
         1.      Sy. Nabila Noor A.   1205125007 (A)
         2.      Vanessa Iven H.        1205125011 (A)
          3.      Lily Ananda              1205125022 (A)
          4.      Fitri Rohmawati        1205125045 (B)
Kelas : A & B Pagi
Dosen
Rury Muslifar, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI S1-PAUD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Selasa, 28 Mei 2013



MEDIA PEMBELAJARAN PAUD
Pembelajaran Menggnakan Media Boneka Jari dan Media Diorama


Oleh : 
Oleh : Kelompok 9
1.      Fitri Rohmawati                            1205125045 (B)
2.      Rosliana Ulfah                              1205125020 (A)
3.      Lily Ananda                                   1205125022 (A)
4.      Elisa Juliana                                  1205125016 (A)
5.      Hamidatul Fitriah                          1205125040 (B)

Kelas : A & B Pagi

PROGRAM STUDI S1-PAUD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunianya dan Hidayah-Nya makalah  Pembelajaran Menggunakan Media Boneka Jari dan Media Diorama” ini dapat kami selesaikan.

Pembelajaran Deeper Learning Cycle (DELC)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Aktivitas belajar adalah keterlibatan anak selama proses pembelajaran baik keterlibatan secara fisik maupun fsikis. Keterlibatan siswa dalam proses belajar bertujuan untuk mencapai perubahan tingkah laku pada diri anak. Dalam hal ini belajar dipahami sebagai proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Dewasa ini teori tentang pembelajaran pun banyak bermunculan. Eric Jensen dan LeAnn Nickelsen memaparkan Siklus Pembelajaran yang Lebih Dalam (Deeper Learning Cycle), sebuah model pengajaran yang membaurkan riset mengenai otak, standar, dan perbedaan pembelajaran individu, untuk membantu para pendidik mengajarkan pemahaman yang lebih dalam dan pemikiran kritis.
Dalam proses pembelajaran guru harus dibekali strategi dan kemampuan untuk menghadapi permasalahan anak didik dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa tercapai dengan baik.

“SEMBILAN PERISTIWA PEMBELAJARAN’



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Selanjutnya, Gagne juga mengemukakan tentang  fase-fase belajar, implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.
Pembelajaran secara terkondisi akan meningkatkan kepekaan terhadap daya ingat siswa, terlebih dalam kegiatan pembelajaran dengan acuan berpusat pada siswa melibatkan siswa dalam  belajar. Hal ini lebih khusus lagi jika siswa diarahkan untuk membangun pengetahuan mereka tentang suatu materi matematika tertentu. Siswa membangun sendiri skemanya serta membangun konsep-konsep melalui pengalaman-pengalamannya. Pengalaman-pengalaman tersebut diperoleh melalui keterlibatan siswa dengan lingkungannya.
Oleh karena itu calon guru maupun guru untuk mengetahui fase-fase teori belajar Gagne dan pendekatan konstruktivisme, sehingga guru bisa memodifikasi atau mendesain setiap pembelajaran sesuai dengan materi ajar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja fase-fase belajar menurut Gagne?
2.      Bagaimana masalah-masalah kontruksional tersebut ?
3.      Contoh-contoh dari masalah-masalah tersebut ?


Rabu, 06 Maret 2013

Seni Kriya 33 Provinsi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut I Wayan Seriyoga Parta, Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada keterampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Kata Kriya sendiri berasal dari bahasa sansakerta yakni "Kr" yang artinya "mengerjakan" yang mana dari kata tersebut kemudian menjadi kata karya, Kriya, kerja. Dalam arti khusus pengertian seni Kriya adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2012).
Hal ini membuktikan bahwa seni yang bernilai seni tinggi dan eksotik. Sejak dari zaman kerajaan, pembuatan seni kriya mulai diperhitungkan. Bahkan seni kriya pada zamannya adalah suatu benda yang diperuntukkan oleh raja-raja dan kaum bangsawab serta kalangan elit di Indonesia. Indonesia sendiri terdiri dari berbagai pulau, provinsi, dan daerah yang memiliki seni, budaya dan suku yang berbeda-beda. Tak ketinggalan dengan seni kriyanya. Hal inilah yang membuat banyak wisatawan yang berkunjung ke Indonesia mengatakan bahwa Indonesia adalah negara berjuta seni.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakan di atas maka di dapat rumusan masalah, yaitu : apa saja bentuk-bentuk seni kriya di 33 provinsi di Indonesia.
C.     Tujuan Penulis
Mengetahui apa saja contoh-contoh seni kriya yang ada di daerah-daerah di Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Provinsi Nangro Aceh Darusalam (Rencong)