welcome to my blog

welcome to my blog

Selasa, 28 Mei 2013

Pembelajaran Deeper Learning Cycle (DELC)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Aktivitas belajar adalah keterlibatan anak selama proses pembelajaran baik keterlibatan secara fisik maupun fsikis. Keterlibatan siswa dalam proses belajar bertujuan untuk mencapai perubahan tingkah laku pada diri anak. Dalam hal ini belajar dipahami sebagai proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Dewasa ini teori tentang pembelajaran pun banyak bermunculan. Eric Jensen dan LeAnn Nickelsen memaparkan Siklus Pembelajaran yang Lebih Dalam (Deeper Learning Cycle), sebuah model pengajaran yang membaurkan riset mengenai otak, standar, dan perbedaan pembelajaran individu, untuk membantu para pendidik mengajarkan pemahaman yang lebih dalam dan pemikiran kritis.
Dalam proses pembelajaran guru harus dibekali strategi dan kemampuan untuk menghadapi permasalahan anak didik dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa tercapai dengan baik.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, adapun rumusan maslah dalam makalah ini adalah :
1.      Bagaimana cara mengorganisasi dan menata pengolahan kelas sesuai dengan aktivitas DEEP?
2.      Apa tips yang harus dimiliki oleh seorang guru sesuai dengan proses belajar deeper learning cycle.
C.    Tujuan penulis
Memberikan informasi tentang pembelajaran deeper learning cycle (DELC) serta tips-tips yang harus dimiliki oleh para pendidik dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Model Pembelajaran LC ( Learning Cycle)
Slavin (2005:187) mengatakan bahwa pada dasarnya para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi yang berbeda-beda dari rumah. Ketika guru memberikan suatu materi pelajaran dalam kelas, siswa dalam menerima pelajaran tersebut ada yang cepat dan ada yang lambat. Untuk mengatasi masalah perbedaan kecepatan siswa dalam menerima materi dalam kelas dapat digunakan model pembelajaran Leaning Cycle.
LC (Learning Cycle) ,yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan, karena sesuai dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual adalah organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam merespon masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan proses perkembangan intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin, 1995).
B.     Pengertian Deeper Learning Cycle
Deeper learning cycle (pengolahan siklus belajar) adalah salah satu strategi pembelajaran yang berbasis siklus keterampilan dan kemampuan yang baru dengan domain yang tidak berubah. DELC juga pembelajaran yang sifatnya lebih terfokus sehingga terjadi pemahaman yang mendalam seperti dalam sistem atau struktur organisasi. Eric Jensen dan Leann Nickelsen memaparkan Siklus Pembelajaran yang Lebih Dalam (Deeper Learning Cycle), sebuah model pengajaran yang membaurkan riset mengenai otak, standar, dan perbedaan pembelajaran individu, untuk membantu para pendidik mengajarkan pemahaman yang lebih dalam dan pemikiran kritis.
C.    Tips-Tips yang Harus Dimiliki Oleh Guru Dalam DEEP
Berikut ini merupakan tips-tips pengolahan yang harus dimiliki oleh para pendidik (guru) dalam model pembelajaran Deeper Learning cycle (DELC) :
1.      Mengorganisasikan dan Menata Pengolahan Konten.
Untuk memfasilitasi peluang pengolahan pembelajaran guru yang hebat dalam setiap kegiatan belajar, ada hal-hal yang harus dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :
a.       Menciptakan satu cara untuk mengorganisasi aktivitas pengolahan pembelajaran sehingga guru dapat menggunakan cara tersebut dalam setiap aktivitas pembelajaran di kelas pada anak.
b.      Selalu ingat 4P dalam pikiran sambil menciptakan aktivitas pengolahan guru sendiri. Empat P adalah resep rahasia kita untuk menciptakan 45 aktivitas DEEP yaitu : Purposeful, Pumpet, Prepared, Positive dan emotional ending.
2.      Konsep Pengolahan
Guru membutuhkan bahan-bahan dan aktivitas pengolahan yang telah diorganisasikan atau telah terencana dengan baik dan siap untuk digunakan sehngga pengolahan dapat berlangsung dengan baik. Salah satu cara untuk mengorganisasikan bahan-bahan tersebut adalah dengan alat keranjang pengolahan. Sebuah sekolah di Waynesvill, Ohio, memiliki Processing Paradise di mana kepala sekolah Jean Hrtman membeli semua peralatan yang dibutuhkan untuk keranjang pengolahan. Keranjang pengolahan adalah tried-and-true (dicoba dan benar) bagi banyak guru. Hrtman juga memiliki spinner yang sudah dibuat dan dilaminating untuk para guru. Setiap guru diharuskan memilih lembaran kegiatan mana yang akan di masukkan ke dalam keranjang pengolahan di kelas mereka.
Setiap guru tidak harus memiliki alat keranjang pengolahan agar siswa secara mendalam, akan tetapi alat pengolahan itu dapat memungkinkan seorang guru lebih luwes selama pelajaran.
3.      Rahasia Untuk Membuat Pengolahan Pembelajaran Itu Bisa Berfungsi Dengan Baik.
Jika seornag guru memberikan sebuah media pembelajaran kepada anak-anak di kelas. Maka hasil dari pemebelajaran pada setiap anak akan berbeda-beda. Semua tergantung pada variabel yang digunakan oleh anak. Variabel-variabel tersebut adalah :
-          Suasana hati anak saat mengikuti proses pembelajaran.
-          Kebersihan dan iklim yang diciptakan saat proses pembelajaran di dalam kelas.
-          Ketepatan waktu saat melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh guru.
-          Mutu dari hasil belajar anak.
Langkah-langkah yang harus dilakukan guru saat proses belajar mengajar di kelas adalah sebagai berikut :
1.      Cermat dalam menghitung waktu.
Guru harus cermat dalam mengenali aktivitas pengolahan atau pembelajaran yang dapat cepat dan mudah dipahamai anak dan mana aktivitas yang menghabiskan lebih banyak waktu.
2.      Kesiapan perlengkapan pengolahan atau pembelajaran.
Usahakan perlengkapan pembelajaran selalu siap sehingga jika dibutuhkan guru bisa mendapatkannya dengan mudah.
3.      Menguasai strategi dengan baik.
Guru lebih baik menguasai 8 strategi dengan baik daripada 50 strategi tetapi tidak dikuasai dengan baik.
4.      Eksplorasikan setiap strategi dengan variasi-variasinya.
5.      Lakukan dengan bertahap.
Jangan terlalu cepat mengakhiri kegiatan dengan penilaian hasil belajar siswa. Namun lakukanlah dengan kegiatan dengan sesuai tahapan pembelajaran. Apa yang menurut guru tidak terlalu berfungsi bagi guru maka itu akan berfungsi bagi anak.
6.      Cobalah strategi pengolahan baru.
Cobalah untuk belajar di luar kelas dan mencoba strategi baru bahkan bila hal itu tidak sesuai dengan kpribadian guru. Karena siswa akan banyak mendapatkan manfaat belajara dari berbagai macam strategi tersebut.
7.      Peringatan waktu.
Milikilah alat untuk menunjukkan kepada siswa bahwa sudah tiba waktunya untuk mengakhiri pembelajaran. Dan mempersiapkan informasi pengolahan berikutnya.
8.      Jadilah kreatif dan buatkan aktivitas pengolahan khusus untuk kelas masing-masing. (lihat 4 p)
Dan akhirnya, di sinilah ada 4 pengolahan atau tips resep rahasia guru untuk menciptakan suatu aktivitas yang hebat. Empat P yaitu :
1.      Purposeful (Tujuan)
Akivitas pengolahan perlu memiliki tujuan. Pastika bahwa aktivitas pengolahan atau pembelajaran yang guru ciptakan memiliki tujuan sesuai dengan pengolahan DEEP. Aktivitas pengolahan perlu meningkatkan aktivitas pembelajaran itu sendiri.
2.      Pumped (Dorongan)
Beri dukungan dan motivasi, karena dari sinilah akan timbul motivasi intrinsik dari dalam diri anak. Ia akan dengan sendirinya berkreasi tanpa perasaan dipaksa, diarahkan, atau dituntut untuk melakukan kegiatan. Beri ia sarana dan fasilitas. Misalnya, beri mainan yang bisa mengembangkan kreativitasnya. Benda di sekitar rumah bisa dimanfaatkan, peralatan rumah tangga bekas pakai misalnya, biarkan anak melakukan aktivitas kreatifnya, berimajinasi sendiri. Pikirkan tentang pembelajaran lebih dalam, keterlibatan guru dan murid, serta interaksi di dalam kelas. Bayangkan siswa meninggalkan ruang kelas dengan gembira.


3.      Prepared (Tindakan atau proses)
Jika sarana dan prasarana sudah tersedia, dorongan untuk memotivasi anak  sudah ada, anak pun akan berkreasi dengan sendirinya. Proses inilah yang penting untuk anak usia dini. Ia akan merasa mampu dan senang melakukan aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran secara aktif serta kreatif. Entah dengan melukis, menyusun balok-balok menjadi sebuah menara, merangkai bunga-bungaan menjadi kalung dan sebagainya. Yang perlu dilakukan para guru abalah hargailah kreasi dari anak tersebut. Jangan memberi komentar negatif kepada anak tersebut, karena hanya akan menyurutkan semangat anak.
4.      Positive Emotional Ending (Akhir emosional yang positif bagi anak)
Ada berbagai macam cara untuk mengakhiri suatu aktivitas pengolahan  dengan memberi emosional positif bagi anak :
1.      Lakukan tos-tosan kepada setiap kelompok anak.
2.      Membiarkan siswa memilih kegiatan penutup apa yang ingin dilakukan misalnya anak ingin menyayikan sebuah lagu khusus anak-anak sambil berpegangan tangan sampai lagu selesai.
Setelah melakukan aktivitas pengolahan berikan anak isyarat seperti membunyikan bel untuk membiarkan mereka tahu bahwa aktivitas pengolahan sudah selesai. Selanjutnya mereka segera kembali ke bangku dan bersiap untuk informasi guru selanjutnya. Ini merupakan satu kebiasaan yang diinginkan guru dari siswa mereka. Hal ini memerlukan praktik. Berikan mereka umpan balik terus menerus sehingga mereka terbiasa dan akan lebih cepat melakukan aktivitas pengolahan tersebut.
Selalu ingat empat P di dalam pikiran para guru sambil menciptakan aktivitas pembelajaran di kelas. Jagalah aktivitas itu tetap bermanfaat dan berkaitan dengan Deep. Pastikan bahwa itu sudah direncanakan sebelumnya. Terus berikan dorongan kepada siswa. Dan akhiri paktivitas pembelajran secara positif. Maka akan terlihat pembelajaran yang luar biasa dengan selalu megingat empat P ini.


D.    Penerapan Pembelajaran DELC di TK
Semua kelas di TK harus terpusat pada anak dan mendukung praktik yang sesuai dengan perkembangan dalam merancang dan menerapkan pembelajaran lebih dalam di TK. Seorang guru harus bisa membuat  stratgi dan kiat yang sesuai dengan kurikulum agar dapat membuat muridnya makin berkembang di berbagai bidang pembelajaran. Kurikulum yang di buatpun harus mengikuti perkembangan fisik, social, kognitif, dan bahasa anak- anak seusianya. Praktik yang sesuai dengan perkembangan anak di TK, mencakup :
  • Membuat pembelajaran bermakna bagi anak dan berkaitan dengan apa yang mereka ketahui. Anak menganggap hal–hal bermakna jika hal–hal tersebut menarik dan memiliki kaitan dengan mereka.
  • Menyesuaikan kurikulum anda. Anak tidak belajar dengan cara yang sama, dan mereka juga tidak selalu tertarik mempelajari seperti orang lain pada waktu yang bersamaan.
  • Membuat pembelajaran akti secara fisik dan mental. Libatkan anak secara aktif dalam pembelajaran yang mencakup membangun, membuat, bereksperimen, menyelidiki, dan bekerja sama dengan teman–temannya.
  • Menyediakan praktik langsung dengan objek kongkrit dan alat bantu. Tekankan aktivitas hidup yang sebenarnya yang berbeda dengan aktivitas dalam buku tugas dan lembar kerja.
E.     DAP pada Edukasi untuk anak-anak pra-sekolah (Amstrong, 2006; hal. 145-146)
  • Permainan tanpa akhir
  • Jam sekolah yang singkat
  • Ada waktu tidur siang
  • Pembelajaran informasi sepanjang waktu
  • Keterlibatan orangtua disekolah
  • Aktif dalam belajar
  • Program yang berpusat pada anak
  • Pendokumentasian pengalaman anak dan apa yang mereka temukan tentang dunia, jiwa dan alam mereka
  • Waktu bermain yang tidak terstruktur
  • Memberikan kesempatan untuk kegiatan secara spontan, bermanfaat dan menyenangkan
  • Menghargai integritas, dan kebijakan anak kecil
  • Membiarkan anak-anak memilih kegiatan sendiri




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam pembelajaran DELC ini guru dituntut untuk kreatif dalam mengolah pola pikir yang kritis dan prilaku mandiri anak dalam proses pembelajaran. Dalam proses pemahamannya, siswa dituntut untuk Deep Learning, yaitu memeriksa fakta-fakta baru dan ide-ide kritis dan mengikat mereka kedalam struktur kognitif yang ada dan membuat banyak hubungan antara ide-ide tersebut. Antara lain mereka harus fokus pada argument utama atau konsep yang diperlukan untuk memecahkan masalah, berinteraksi secara aktif, membedakan antara argument dan bukti, membuat koneksi antara modul-modul yang berbeda, menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan sebelumnya, menghubungkan pengetahuannya pada kehidupan nyata (Houghton,2004).
Oleh karena itu, selalu ingat empat P di dalam pikiran para guru sambil menciptakan aktivitas pembelajaran di kelas. Jagalah aktivitas itu tetap bermanfaat dan berkaitan dengan Deep. Pastikan bahwa itu sudah direncanakan sebelumnya. Terus berikan dorongan kepada siswa. Dan akhiri paktivitas pembelajran secara positif. Maka akan terlihat pembelajaran yang luar biasa dengan selalu megingat empat P ini.

B.     Saran
Sebagai guru sudah sepantasnya kita memberikan pembelajaran yang baik untuk anak. Selalu merencanakan kegiatan terlebih dahulu dan berfikir kreatif dan aktif demi hasil pembelajran yang maksimal.




DAFTAR PUSTAKA

Jensen, Eric dan LeAnn Nickelsen, 2011. Deeper Learning, 7 Strategi Luar Biasa untuk Pembelajaran yang Mendalam dan Tak Terlupakan. Jakarta:Indeks.
Adyana, Gede Putra, 2011. Model Siklus Belajar Learning Cycle. http://psb-psma.org/content/blog/3927-model-siklus-belajar-learning-cycle (April 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar