BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Aktivitas belajar adalah keterlibatan anak
selama proses pembelajaran baik keterlibatan secara fisik maupun fsikis.
Keterlibatan siswa dalam proses belajar bertujuan untuk mencapai perubahan
tingkah laku pada diri anak. Dalam hal ini belajar dipahami sebagai proses
perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Dewasa ini teori
tentang pembelajaran pun banyak bermunculan. Eric Jensen dan LeAnn Nickelsen
memaparkan Siklus Pembelajaran yang Lebih Dalam (Deeper Learning Cycle), sebuah
model pengajaran yang membaurkan riset mengenai otak, standar, dan perbedaan
pembelajaran individu, untuk membantu para pendidik mengajarkan pemahaman yang
lebih dalam dan pemikiran kritis.
Dalam proses pembelajaran guru harus dibekali
strategi dan kemampuan untuk menghadapi permasalahan anak didik dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa tercapai dengan
baik.
Dari latar belakang
yang dipaparkan di atas, adapun rumusan maslah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana
cara mengorganisasi dan menata pengolahan kelas sesuai dengan aktivitas DEEP?
2. Apa
tips yang harus dimiliki oleh seorang guru sesuai dengan proses belajar deeper
learning cycle.
C.
Tujuan
penulis
Memberikan
informasi tentang pembelajaran deeper learning cycle (DELC) serta tips-tips
yang harus dimiliki oleh para pendidik dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Model
Pembelajaran LC ( Learning Cycle)
Slavin
(2005:187) mengatakan bahwa pada dasarnya para siswa memasuki kelas dengan
pengetahuan, ketrampilan dan motivasi yang berbeda-beda dari rumah. Ketika guru
memberikan suatu materi pelajaran dalam kelas, siswa dalam menerima pelajaran
tersebut ada yang cepat dan ada yang lambat. Untuk mengatasi masalah perbedaan
kecepatan siswa dalam menerima materi dalam kelas dapat digunakan model
pembelajaran Leaning Cycle.
LC
(Learning Cycle) ,yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar
(student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan, karena sesuai
dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis
konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek
kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual adalah
organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk
memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam merespon
masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan proses perkembangan
intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin, 1995).
B.
Pengertian
Deeper Learning Cycle
Deeper
learning cycle (pengolahan siklus belajar) adalah salah satu strategi
pembelajaran yang berbasis siklus keterampilan dan kemampuan yang baru dengan
domain yang tidak berubah. DELC juga pembelajaran yang sifatnya lebih terfokus
sehingga terjadi pemahaman yang mendalam seperti dalam sistem atau struktur
organisasi. Eric Jensen dan Leann Nickelsen memaparkan Siklus Pembelajaran yang
Lebih Dalam (Deeper Learning Cycle), sebuah model pengajaran yang membaurkan
riset mengenai otak, standar, dan perbedaan pembelajaran individu, untuk
membantu para pendidik mengajarkan pemahaman yang lebih dalam dan pemikiran
kritis.
C.
Tips-Tips
yang Harus Dimiliki Oleh Guru Dalam DEEP
Berikut
ini merupakan tips-tips pengolahan yang harus dimiliki oleh para pendidik
(guru) dalam model pembelajaran Deeper Learning cycle (DELC) :
1. Mengorganisasikan
dan Menata Pengolahan Konten.
Untuk
memfasilitasi peluang pengolahan pembelajaran guru yang hebat dalam setiap
kegiatan belajar, ada hal-hal yang harus dilakukan oleh guru adalah sebagai
berikut :
a. Menciptakan
satu cara untuk mengorganisasi aktivitas pengolahan pembelajaran sehingga guru
dapat menggunakan cara tersebut dalam setiap aktivitas pembelajaran di kelas
pada anak.
b. Selalu
ingat 4P dalam pikiran sambil menciptakan aktivitas pengolahan guru sendiri. Empat
P adalah resep rahasia kita untuk menciptakan 45 aktivitas DEEP yaitu :
Purposeful, Pumpet, Prepared, Positive dan emotional ending.
2. Konsep
Pengolahan
Guru
membutuhkan bahan-bahan dan aktivitas pengolahan yang telah diorganisasikan
atau telah terencana dengan baik dan siap untuk digunakan sehngga pengolahan
dapat berlangsung dengan baik. Salah satu cara untuk mengorganisasikan
bahan-bahan tersebut adalah dengan alat keranjang pengolahan. Sebuah sekolah di
Waynesvill, Ohio, memiliki Processing Paradise di mana kepala sekolah Jean
Hrtman membeli semua peralatan yang dibutuhkan untuk keranjang pengolahan. Keranjang
pengolahan adalah tried-and-true (dicoba dan benar) bagi banyak guru. Hrtman
juga memiliki spinner yang sudah dibuat dan dilaminating untuk para guru.
Setiap guru diharuskan memilih lembaran kegiatan mana yang akan di masukkan ke
dalam keranjang pengolahan di kelas mereka.
Setiap guru tidak harus
memiliki alat keranjang pengolahan agar siswa secara mendalam, akan tetapi alat
pengolahan itu dapat memungkinkan seorang guru lebih luwes selama pelajaran.
3. Rahasia
Untuk Membuat Pengolahan Pembelajaran Itu Bisa Berfungsi Dengan Baik.
Jika
seornag guru memberikan sebuah media pembelajaran kepada anak-anak di kelas.
Maka hasil dari pemebelajaran pada setiap anak akan berbeda-beda. Semua
tergantung pada variabel yang digunakan oleh anak. Variabel-variabel tersebut
adalah :
-
Suasana hati anak saat mengikuti proses
pembelajaran.
-
Kebersihan dan iklim yang diciptakan
saat proses pembelajaran di dalam kelas.
-
Ketepatan waktu saat melaksanakan tugas
yang diperintahkan oleh guru.
-
Mutu dari hasil belajar anak.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan guru saat proses belajar mengajar di kelas adalah sebagai
berikut :
1. Cermat
dalam menghitung waktu.
Guru harus cermat dalam
mengenali aktivitas pengolahan atau pembelajaran yang dapat cepat dan mudah dipahamai
anak dan mana aktivitas yang menghabiskan lebih banyak waktu.
2. Kesiapan
perlengkapan pengolahan atau pembelajaran.
Usahakan perlengkapan
pembelajaran selalu siap sehingga jika dibutuhkan guru bisa mendapatkannya
dengan mudah.
3. Menguasai
strategi dengan baik.
Guru lebih baik
menguasai 8 strategi dengan baik daripada 50 strategi tetapi tidak dikuasai
dengan baik.
4. Eksplorasikan
setiap strategi dengan variasi-variasinya.
5. Lakukan
dengan bertahap.
Jangan terlalu cepat
mengakhiri kegiatan dengan penilaian hasil belajar siswa. Namun lakukanlah
dengan kegiatan dengan sesuai tahapan pembelajaran. Apa yang menurut guru tidak
terlalu berfungsi bagi guru maka itu akan berfungsi bagi anak.
6. Cobalah
strategi pengolahan baru.
Cobalah untuk belajar
di luar kelas dan mencoba strategi baru bahkan bila hal itu tidak sesuai dengan
kpribadian guru. Karena siswa akan banyak mendapatkan manfaat belajara dari
berbagai macam strategi tersebut.
7. Peringatan
waktu.
Milikilah alat untuk
menunjukkan kepada siswa bahwa sudah tiba waktunya untuk mengakhiri
pembelajaran. Dan mempersiapkan informasi pengolahan berikutnya.
8. Jadilah
kreatif dan buatkan aktivitas pengolahan khusus untuk kelas masing-masing.
(lihat 4 p)
Dan
akhirnya, di sinilah ada 4 pengolahan atau tips resep rahasia guru untuk
menciptakan suatu aktivitas yang hebat. Empat P yaitu :
1. Purposeful
(Tujuan)
Akivitas pengolahan
perlu memiliki tujuan. Pastika bahwa aktivitas pengolahan atau pembelajaran
yang guru ciptakan memiliki tujuan sesuai dengan pengolahan DEEP. Aktivitas
pengolahan perlu meningkatkan aktivitas pembelajaran itu sendiri.
2. Pumped
(Dorongan)
Beri dukungan dan
motivasi, karena dari sinilah akan timbul motivasi intrinsik dari dalam diri
anak. Ia akan dengan sendirinya berkreasi tanpa perasaan dipaksa, diarahkan,
atau dituntut untuk melakukan kegiatan. Beri ia sarana dan fasilitas. Misalnya,
beri mainan yang bisa mengembangkan kreativitasnya. Benda di sekitar rumah bisa
dimanfaatkan, peralatan rumah tangga bekas pakai misalnya, biarkan anak
melakukan aktivitas kreatifnya, berimajinasi sendiri. Pikirkan tentang
pembelajaran lebih dalam, keterlibatan guru dan murid, serta interaksi di dalam
kelas. Bayangkan siswa meninggalkan ruang kelas dengan gembira.
3. Prepared
(Tindakan atau proses)
Jika sarana dan
prasarana sudah tersedia, dorongan untuk memotivasi anak sudah ada, anak pun akan berkreasi dengan
sendirinya. Proses inilah yang penting untuk anak usia dini. Ia akan merasa
mampu dan senang melakukan aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran secara
aktif serta kreatif. Entah dengan melukis, menyusun balok-balok menjadi sebuah
menara, merangkai bunga-bungaan menjadi kalung dan sebagainya. Yang perlu
dilakukan para guru abalah hargailah kreasi dari anak tersebut. Jangan memberi
komentar negatif kepada anak tersebut, karena hanya akan menyurutkan semangat
anak.
4. Positive
Emotional Ending (Akhir emosional yang positif bagi anak)
Ada berbagai macam cara
untuk mengakhiri suatu aktivitas pengolahan
dengan memberi emosional positif bagi anak :
1. Lakukan
tos-tosan kepada setiap kelompok anak.
2. Membiarkan
siswa memilih kegiatan penutup apa yang ingin dilakukan misalnya anak ingin
menyayikan sebuah lagu khusus anak-anak sambil berpegangan tangan sampai lagu
selesai.
Setelah
melakukan aktivitas pengolahan berikan anak isyarat seperti membunyikan bel
untuk membiarkan mereka tahu bahwa aktivitas pengolahan sudah selesai.
Selanjutnya mereka segera kembali ke bangku dan bersiap untuk informasi guru
selanjutnya. Ini merupakan satu kebiasaan yang diinginkan guru dari siswa
mereka. Hal ini memerlukan praktik. Berikan mereka umpan balik terus menerus
sehingga mereka terbiasa dan akan lebih cepat melakukan aktivitas pengolahan
tersebut.
Selalu
ingat empat P di dalam pikiran para guru sambil menciptakan aktivitas
pembelajaran di kelas. Jagalah aktivitas itu tetap bermanfaat dan berkaitan
dengan Deep. Pastikan bahwa itu sudah direncanakan sebelumnya. Terus berikan
dorongan kepada siswa. Dan akhiri paktivitas pembelajran secara positif. Maka
akan terlihat pembelajaran yang luar biasa dengan selalu megingat empat P ini.
D.
Penerapan
Pembelajaran DELC di TK
Semua kelas di TK harus
terpusat pada anak dan mendukung praktik yang sesuai dengan perkembangan dalam
merancang dan menerapkan pembelajaran lebih dalam di TK. Seorang guru harus
bisa membuat stratgi dan kiat yang
sesuai dengan kurikulum agar dapat membuat muridnya makin berkembang di
berbagai bidang pembelajaran. Kurikulum yang di buatpun harus mengikuti
perkembangan fisik, social, kognitif, dan bahasa anak- anak seusianya. Praktik
yang sesuai dengan perkembangan anak di TK, mencakup :
- Membuat pembelajaran bermakna bagi anak dan
berkaitan dengan apa yang mereka ketahui. Anak menganggap hal–hal bermakna
jika hal–hal tersebut menarik dan memiliki kaitan dengan mereka.
- Menyesuaikan kurikulum anda. Anak tidak belajar
dengan cara yang sama, dan mereka juga tidak selalu tertarik mempelajari
seperti orang lain pada waktu yang bersamaan.
- Membuat pembelajaran akti secara fisik dan
mental. Libatkan anak secara aktif dalam pembelajaran yang mencakup membangun,
membuat, bereksperimen, menyelidiki, dan bekerja sama dengan
teman–temannya.
- Menyediakan praktik langsung dengan objek
kongkrit dan alat bantu. Tekankan aktivitas hidup yang sebenarnya yang
berbeda dengan aktivitas dalam buku tugas dan lembar kerja.
E. DAP pada Edukasi untuk anak-anak pra-sekolah (Amstrong, 2006; hal. 145-146)
- Permainan tanpa akhir
- Jam sekolah yang singkat
- Ada waktu tidur siang
- Pembelajaran informasi sepanjang waktu
- Keterlibatan orangtua disekolah
- Aktif dalam belajar
- Program yang berpusat pada anak
- Pendokumentasian pengalaman anak dan apa yang
mereka temukan tentang dunia, jiwa dan alam mereka
- Waktu bermain yang tidak terstruktur
- Memberikan kesempatan untuk kegiatan secara
spontan, bermanfaat dan menyenangkan
- Menghargai integritas, dan kebijakan anak kecil
- Membiarkan anak-anak memilih kegiatan sendiri
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembelajaran DELC
ini guru dituntut untuk kreatif dalam mengolah pola pikir yang kritis dan
prilaku mandiri anak dalam proses pembelajaran. Dalam proses pemahamannya,
siswa dituntut untuk Deep Learning, yaitu memeriksa fakta-fakta baru dan
ide-ide kritis dan mengikat mereka kedalam struktur kognitif yang ada dan
membuat banyak hubungan antara ide-ide tersebut. Antara lain mereka harus fokus
pada argument utama atau konsep yang diperlukan untuk memecahkan masalah,
berinteraksi secara aktif, membedakan antara argument dan bukti, membuat
koneksi antara modul-modul yang berbeda, menghubungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan sebelumnya, menghubungkan pengetahuannya pada kehidupan nyata (Houghton,2004).
Oleh karena itu, selalu
ingat empat P di dalam pikiran para guru sambil menciptakan aktivitas
pembelajaran di kelas. Jagalah aktivitas itu tetap bermanfaat dan berkaitan
dengan Deep. Pastikan bahwa itu sudah direncanakan sebelumnya. Terus berikan
dorongan kepada siswa. Dan akhiri paktivitas pembelajran secara positif. Maka
akan terlihat pembelajaran yang luar biasa dengan selalu megingat empat P ini.
B. Saran
Sebagai guru sudah
sepantasnya kita memberikan pembelajaran yang baik untuk anak. Selalu
merencanakan kegiatan terlebih dahulu dan berfikir kreatif dan aktif demi hasil
pembelajran yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Jensen,
Eric dan LeAnn Nickelsen, 2011. Deeper Learning, 7 Strategi Luar Biasa untuk
Pembelajaran yang Mendalam dan Tak Terlupakan. Jakarta:Indeks.
Adyana, Gede Putra, 2011. Model Siklus Belajar
Learning Cycle. http://psb-psma.org/content/blog/3927-model-siklus-belajar-learning-cycle
(April 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar